Menariknya, para  inisiator tersebut bergerak bukan sekadar melulu urusan ekonomis, sisi kemanusiaan pun kerap hadir mereka layankan, seperti menyerap tenaga kerja, hingga menggratiskan ongkos dari urusan iba bagi mereka yang tidak memiliki ongkos.
 Di Bandung, pada tahun 2016 sekelompok aktivitas yang peduli terhadap budaya literasi bernama Rindu Menanti yang digawangi sorang sosok pengajar bernama Rosihan Fahmi, membuat program bernama Angkot Pintar (AnTar) dengan mengajak kerjamasa pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub).
Sebelumnya, bersama Dishub komunitas tersebut membuat program literasi dengan menyebar para sekarelawan untuk berada di beberapa halte penumpang angkutan publik sambil membawa sejumlah buku bacaan, lalu dipajang dengan harapan para penumpang yang tengah menunggu anggkutan tertarik untuk sejenak membaca buku. Â Â
AnTar , perpustakaan mini dalam angkot merupakan program pemakmuran angkot agar pengguna angkot disuguhkan dengan berbagai aneka bacaan, sebagai media edukasi, informasi, komunikasi, diskusi serta kotemplasi selama perjalanan menggunakan angkutan kota, agar selalu berseri dan bersuka hati.
AnTar dilahirkan selain  untuk mengajak masyarakat gemar membaca juga agar bersedia menggunakan angkutan  umum sebagai ikhtiar untuk mengurangi kemacetan , mengurangi polusi udara, serta bersama-sama menegakan kedisiplinan berlalu lintas.
Bersamaan saat peresmiannya,  uji coba AnTar ada di 14 angkot di trayek  Panghegar - Dipatiukur , Cicaheum - Ciroyom , Margahayu - Ledeng , Elang - Ujung berung, Caringin -- Dago,  Kalapa -- Ledeng, dan Sederhana Cimindi. Â
Harapannya, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk membaca buku-buku yang tersedia hasil dari pengumpulan donasi buku  dengan tetap menjaga dan memeliharanya, memberi masukan membangun, serta bisa turut berdonasi buku pula.
Selain itu, disisipi berbagai himbauan untuk selalu tertib dan hati-hati di jalan, menjaga kebersihan dan tidak merokok dalam angkot, Â serta naik turun di angkot stop sesuai peruntukannya yang sudah disediakan.
Tarif AnTar reguler, tidak mengalami kenaikan tarif, sama dengan angkot yang lain dan setiap Angkot Pintar ada Kartu Pengenal Pengemudi maupun tertera Hotline Pengaduan Laporan Masyarakat.
Sekali lagi, dengan adanya AnTar ini dapat memberikan kenyamanan pada penumpang langganan, juga mampu mengalihkan masyarakat berkendara untuk berpindah menggunakan moda transportasi umum.
Setelah beberapa minggu berjalan, respon masyarakat beragam, ada yang  menanggapi positif, menyambut baik, menganggap itu sebuah terobasan baru, kreatif, dan upaya yang luar biasa dalam rangka perbaikan image angkot dan dunia literasi.