Saat musim mudik, meski sedikit ramai terutama di titik-titik tertentu, arus lalu lintas ralatif sepi dan lancar tanpa ada kepadatan yang berarti. Kendala terjebak kemacetan yang luar biasa kalau dari arah Bandung hanya saat melintas Padalarang hingga pasar Tagog.
Pertigaan antara Padalarang arah ke Cianjur dan ke Purwakarta itu kroditnya tak pernah selesai hingga kini, berjibaku antara kendaraan, delman, dan orang-orang yang hilir mudik penjual dan pembeli di pasar yang tumpah ruah ke jalan.
Tapi setelah terlepas dari kondisi tersebut, selanjutnya perjalanan lancar hingga Purwakarta,  jalanan didominasi oleh para pemudik yang menggunakan motor, itu pun tidak membuat  jalanan macet, mobil-mobil pribadi hanya sebagian kecil, beberapa kendaraan besar seperti truk masih ada yang melintas, tapi kalau bus nyaris sudah tidak terlihat lagi, sehingga jalur itu kini menjadi jalur yang luput dari perhatian media massa terkait liputan arus mudik dan balik.
Namun, belakangan kondisinya mulai kembali ramai terutama saat musim Ramadan atau Lebaran, gairah UMKM dipinggir jalan kembali meningkat, bahkan di jalur Gunung Hejo sekarang bermunculan warung-warung makan dan jajanan. Ditambah sekarang adanya kawasan wisata air yang baru di kecamatan Sukatani. Â
Rest area di Panglejar salah satu yang bertahan ketika ada jalan tol Cipularang, selain karena ada masjid lumayan besar dan tempat parkir yang cukup luas, juga suasananya cukup teduh dan selalu ramai dikunjungi orang-orang yang beristirahat di sana, apalagi banyak warung dengan aneka kuliner yang bervariasi.
Perjalanan Bersepeda ke Purwakarta
Pertama kali bersepeda sendirian dari Bandung ke Purwakarta dilakukan pada Ramadan tahun 2013. Meski sempat ragu, tapi tekad sudah bulat ingin mencobanya, terutama saat itu kondisi fisik tengah siap dan fit walau sedang berpuasa.
Alhamdulillah, perjalanan raltif aman, nyaman, dan lancar hingga tempat tujuan, hanya sedikit harus sabar, mengalah dan berjibaku dengan cuaca panas, deru debu dan kendaraan terutama truk. Perjalanan memang ditempuh waktu yang cukup lama karena saya banyak berhenti atau istirahat agar stamina stabil karena dalam kadaaan perut kosong.
Saat arus balik, saya kembali bersepeda, meski tidak sedang puasa tapi perjalanan begitu berat karena jalur balik Purwakarta ke Bandung itu banyak nanjaknya. Strateginya, saya banyak berhenti dan istirahat untuk pemulihan tenaga.
Tapi saya benar-benar menikmati perjalanannya, baik arus mudik maupun balik, Â sebuah pengalaman bersepeda yang cukup mengesankan karena baru pertama kalinya dilakukan dan penuh perjuangan, malah membuat saya ketagihan.
Maka dari itu, di tahun 2014 saya melakukkannya lagi, selain menjadi hal yang sangat dinantikan, juga saat itu ada kompetisi menulis pengalaman bersepeda gowes mudik di halaman khusus sepeda media terbesar di Jawa Barat.