Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Cerita Ramadan di Waktu Kecil

1 April 2022   13:13 Diperbarui: 1 April 2022   13:24 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku TTS, Pictime.com @nikeardila.id

JIKA memasuki bulan Ramadan, salah satu yang tergambar adalah sejuta kenangan suasana ramadan saat saya masih anak-anak antara tahun 70an sampai dengan  80an di Bandung. Ada ragam cerita terukir yang selalu teringat hingga sekarang, terutama saat tradisi ngabuburit atau ngabeubeurang.

Dalam kesempatan di Tebar Hikmah Ramadan (THR) 1443 H Kompasiana tahun ini, saya ingin sekedar berbagi sebagian dari cerita kenanangan Ramadan di masa kecil ku itu. Sebenarnya tak ada hal yang istimewa, biasa saja, ini hanya hiburan semata bagi saya sendiri dan  yang berkenan menyimaknya.

Bersepeda Ngabuburit ke Taman Ganesha

Taman Ganesha yang terletak di sebrang pintu masuk utama Institut Teknologi Bandung, merupakan salah satu taman kota peninggalan zaman Belanda dan sudah berusia 100 tahun lebih, hingga saat ini kondisinya terawatt cukup baik. Sejak dulu, menjadi taman publik terutama saat ngabuburit, seperti untuk bermain, membaca, ngobrol, dan bersepeda.

Suatu hari, bersama tiga teman Sekolah Dasar (SD) saya bersepeda ngabuburit ke sana. Berangkat dari siang hari usai salat Dzuhur. Kami dikejar doggy, saat berada Jalan Tamansari yang kondisinya redup cenderung gelap karena tertutup rimbunan pohon-pohon pelindung yang tumbuh di sisi kiri kanan sepanjang jalan.

Kejaran doggy tersebut sontak membuat kami kaget dan panik, lalu mengayuh sepeda dengan cepat dan grasa- grusu. Namun demikian kami tetap  bisa tertawa-tawa meski tiba di taman dengan ngos-ngosan. Nyaris membatalkan puasa karena kehausan, apalagi saat salah satu temanku yang non muslim minum air. Tapi Alhamdulilah, kami tetap bisa menahan hingga tiba waktunya buka di rumah masing-masing.

Ngabeubeurang di Boulevard Jalan Pasteur

Masih terkait aktivasi di taman saat Ramadan, taman Boulevard Jalan Pasteur  juga merupakan taman peninggalan masa lalu yang berusia ratusan tahun. Di Era 70an hingga 90an awal, menjadi sentra tempat masyarakat sekitar terutama anak-anak dan remaja ngabeubeurang ( aktivitas yang dilakukan sejak pagi usai sahur dan ibadah Subuh hingga menjelang siang).

Seperti yang lainnya, saya disana untuk sekedar nongkrong, main seluncur papan roda laher, atau berkelompok jalan kaki menyusuri boulevard sepanjang jalan Pasteur, dari Cihampelas hingga Pasir Kaliki, dan terkadang ke Jalan Sukajadi mengelilingi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), melalui Jalan Eikman dan kembali ke Jalan Cihampelas.

Sayangnya, di pertengahan era 90an Jalan Pasteur bukan lagi tempat aktivasi ngabeubeurangan atau ngabuburit generasi selanjutnya, seiring telah berubah dengan dibangunnya fly over Pasupati, taman Boulevard sirna menjadi tihang fly over, hanya menyisakan taman Boulevard jalan Otten depan RSHS yang kurang dimanfaatkan masyarakat.

Buku Teka-Teki Silang 

Dalam mengisi ngabeubeurang atau ngabuburit, kalau tidak bermain ke luar, yang paling saya sukai adalah mengisi buku Teka-Teki Silang (TTS) yang biasanya dengan cover depan gambar artis hit saat itu, dan cover belakang iklan jasa orthopedi.

Buku TTS, Pictime.com @nikeardila.id
Buku TTS, Pictime.com @nikeardila.id

Saking sudah hatamnya, terkadang saya suka bikin TTS-TTS an, lalu dibagikan ke teman-teman tetangga, yang betul mengisnya di kasih jajanan buat buka. Teman-teman pada rebutan ingin TTS buatananku sambil bersendau gurau.

Lagu Golden Song Memeries  

Lagu yang hit di periode ramadan, baik religi maupun bukan,  terkadang menjadi pembawa memori bertahun-tahun lamanya. Jika mendengar lagu tersebut, lantas bayangan kita menuju suasana ramadan saat itu.

Sejumlah lagu yang membuat saya seperti itu adalah  lagu-lagu barat album golden song 80, saat itu masih dalam bentuk pita kaset,  seperti Knife (Rockwe), Cherish (Cool n the Gank), Boulevard (Dan Byrd), Love is Love (Culture club), Charless Whisper (George Michael), Forever Young (Alphapil) dan sebagainya.

Gara-gara kaset itu, saya dikejar anjing tetangga yang jual kaset itu kepada kakak perempuan saya. Saya disuruh mengambilnya, begitu diserahkan anjing tetangga muncul dari rumahnya lalu mengejar saya yang lari ketakutan menuju rumah. Alhamdulilah selamat, tiba rumah dengan panik dan pucat, eh kakakku malah tertawa-tawa.

Mainan dan Permaian

Banyak mainan khas yang selalu menghiasai suasana Ramadan, diantaranya pepelendungan (balon tiup), adu gambar, kembang api, dan petasan. Selain itu, jenis-jenis permainan tradisional seperti congklak, sapintrong, galah dan lain-lain terkadang dimainkan saat ngabuburit di halaman atau teras rumah.

balon tiup ( idntimes )
balon tiup ( idntimes )

Jika ingat petasan, ingat kejadian yang menimpa salah satu teman tetanggaku yang usainya lebih tua sedikit dari saya. Sebut saja namanya Eyi, satu ruas jari tengah dan jari manisnya terputus  akibat menarik sekaligus satu bungkus petasan yang ditarik dengan tali sumbu di atas kepala, harusnya kan satu-satu.

Ketika buming lotre dengan hadiah telur asin, permen, mie instan, snack, dan sebagainya. Saat itu pun saya ikut-ikutan berjualan lotre yang pembelinya adalah sepupu, saudara atau teman tetangga. Ketika ada yang beli , senang rasanya, padahal belum tahu untung ruginya.

Namun setelah ada larangan oleh guru ngaji dan orang tua karena dinilai berbau judi, saya pun nurut tidak lagi jual atau beli lotre. Tapi beberapa teman masih ada yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi.

Alun-Alun Bandung dan Bio Farma

Ada beberapa lagi icon Kota Bandung yang selalu kental dengan nuansa saat ramadan, yaitu  Taman Alun-alun dan Halaman Bio Farma.

Alun2 Bandung Tempo Doeloe, ( bysepanjangjk.wordpress.com/tempodoeloe )
Alun2 Bandung Tempo Doeloe, ( bysepanjangjk.wordpress.com/tempodoeloe )

Kaum mileneal sekarang dipastkan tidak akan tahu bagaimana suasana Taman Alun-alun Bandung (AAB) yang sudah berusia ratusan tahun tersebut  di era 70an sampai dengan 80an. Generasi tahun itu, beruntung masih merasakan bentuk alun-alun yang ada jembatan penghubung menuju ke Masjid Raya dan kedua menara masjid yang khas berwarna merah bata.

Bersama teman-teman tetangga sering ngabuburit ke AAB berjalan kaki dari rumah menyusuri jalan, gang serta pemukiman sepanjang kurang lebih 4 kilometer. Kalau sekarang mana ada yang mau jalan kaki sejauh itu dari rumah ke alun-alun.

Sementara Bio Farma, halaman depannya yang cukup luas berupa lapangan rumput hijau yang terawat selalu dijadikan tempat pelaksanaan salat I'ed sejak dulu yang diikuti oleh masyarakta sekitar Cihampelas, Sukajadi, Tamansari, Cipaganti dan sekitarnya. 

Mencuri Buku

Ini adalah kejadian yang membuat saya  malu, takut, trauma sekaligus mendapat hikmah dibalik perbuatan ku yang dilaur batas, meski tetap polos dan bersikap ya sudahlah.

Tahun 1978, di Bandung berdiri sebuah cabang toko buku terbesar di Indonesia, sejak itu toko tersebut menjadi tampat atau maianan baru yang ramai dikunjungi  masyarakat Kota Bandung untuk belanja, jalan-jalan, nongrkong atau sekedar melihat-lihat saja.

Pada suatu hari, saya bersama dua teman tetangga berninisial A dan B, ngabuburit ke sana untuk sekedar melihat-lihat buku, cukup lama saya berada di sana , berkeliling ke sana kemari, dan sesekali melihat membaca beberapa buah buku cerita anak-anak.

Namun di A, teman tertua menyuruh mencuri buku yang saya baca, awalnya tak ada niat sama sekali mencuri buku itu, tapi si A bercerita bahwa tempo lalu ia berhasil melakukannya tanpa diketahui karyawan toko, senang bisa lolos dibawa ke rumah.

Akhirnya saya dan si B pun melakukannya dengan perasaan polos dan was was, buku itu diselipken oleh si B di balik sweeter yang kukenakan. Sementara si A tengah melakukan juga di sudut rak buku yang lain. Setelah agak lama dan merasa aman-aman saja, saya sama di B bergegas keluar duluan.

Namun, sialnya kami tertangkap basah oleh satpam toko, lalu digiring ke sebuah ruangan dan diinterogasi oleh 3 orang pria dewasa. Kami berdua hanya terdiam, malu, dan bingung, saya ingin menangis rasanya saat itu.

Seorang satpam menggeledah sambil marah-marah dan membuka sweeterku untuk diamankan. Setelah cukup lama diinterogasi dan dinasehati, kami berdua di suruh pulang. Kami pun pulang dengan perasaan tak karuan, di luar si A menghampiri, kalau dia malah berhasil lagi mencuri buku tanpa ketahuan.

Kami berdua hanya tersenyum kecut sambil berjalan menuju rumah. Di rumah kami diam seribu bahasa tak melaporkannya ke orang tua, saudara, maupun tetangga, saya jadi pendiam dan bingung, terutama kalau kakakku menanyakan tentang sweeter miliknya, alasan apa yang harus disampaikan.    

Sejak itu, saya tidak mau main-main ke toko buku itu lagi kerena merasa trauma dan malu. Karena pada dasarnya saya bukan pencuri dan tidak memiliki sifat suka mencuri. Hikmahnya, hingga hari ini saya tak pernah berbuat mencuri sekecil apapun, baik ada peluang atau kesempatan pun, baik sekedar iseng atau serius. Saya justru menjadi orang yang paling membenci sifat suka mencuri dan para pencuri.

Setalahs sekian lama sejak 16 tahun lalu. pada tahun 1999 untuk pertama kalinya saya mengunjungi toko itu lagi dengan perasaan selalu teringat akan kejadian masa kelam tersebut yang memang sulit dilupakan.

Salam sehat, semangat, dan selalu berdo'a. Selamat menunaikan dengan iklash ibadah-ibadah di bulan suci Ramadan bagi yang menjalankannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun