Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Cerita Ramadan di Waktu Kecil

1 April 2022   13:13 Diperbarui: 1 April 2022   13:24 999
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun2 Bandung Tempo Doeloe, ( bysepanjangjk.wordpress.com/tempodoeloe )

Ini adalah kejadian yang membuat saya  malu, takut, trauma sekaligus mendapat hikmah dibalik perbuatan ku yang dilaur batas, meski tetap polos dan bersikap ya sudahlah.

Tahun 1978, di Bandung berdiri sebuah cabang toko buku terbesar di Indonesia, sejak itu toko tersebut menjadi tampat atau maianan baru yang ramai dikunjungi  masyarakat Kota Bandung untuk belanja, jalan-jalan, nongrkong atau sekedar melihat-lihat saja.

Pada suatu hari, saya bersama dua teman tetangga berninisial A dan B, ngabuburit ke sana untuk sekedar melihat-lihat buku, cukup lama saya berada di sana , berkeliling ke sana kemari, dan sesekali melihat membaca beberapa buah buku cerita anak-anak.

Namun di A, teman tertua menyuruh mencuri buku yang saya baca, awalnya tak ada niat sama sekali mencuri buku itu, tapi si A bercerita bahwa tempo lalu ia berhasil melakukannya tanpa diketahui karyawan toko, senang bisa lolos dibawa ke rumah.

Akhirnya saya dan si B pun melakukannya dengan perasaan polos dan was was, buku itu diselipken oleh si B di balik sweeter yang kukenakan. Sementara si A tengah melakukan juga di sudut rak buku yang lain. Setelah agak lama dan merasa aman-aman saja, saya sama di B bergegas keluar duluan.

Namun, sialnya kami tertangkap basah oleh satpam toko, lalu digiring ke sebuah ruangan dan diinterogasi oleh 3 orang pria dewasa. Kami berdua hanya terdiam, malu, dan bingung, saya ingin menangis rasanya saat itu.

Seorang satpam menggeledah sambil marah-marah dan membuka sweeterku untuk diamankan. Setelah cukup lama diinterogasi dan dinasehati, kami berdua di suruh pulang. Kami pun pulang dengan perasaan tak karuan, di luar si A menghampiri, kalau dia malah berhasil lagi mencuri buku tanpa ketahuan.

Kami berdua hanya tersenyum kecut sambil berjalan menuju rumah. Di rumah kami diam seribu bahasa tak melaporkannya ke orang tua, saudara, maupun tetangga, saya jadi pendiam dan bingung, terutama kalau kakakku menanyakan tentang sweeter miliknya, alasan apa yang harus disampaikan.    

Sejak itu, saya tidak mau main-main ke toko buku itu lagi kerena merasa trauma dan malu. Karena pada dasarnya saya bukan pencuri dan tidak memiliki sifat suka mencuri. Hikmahnya, hingga hari ini saya tak pernah berbuat mencuri sekecil apapun, baik ada peluang atau kesempatan pun, baik sekedar iseng atau serius. Saya justru menjadi orang yang paling membenci sifat suka mencuri dan para pencuri.

Setalahs sekian lama sejak 16 tahun lalu. pada tahun 1999 untuk pertama kalinya saya mengunjungi toko itu lagi dengan perasaan selalu teringat akan kejadian masa kelam tersebut yang memang sulit dilupakan.

Salam sehat, semangat, dan selalu berdo'a. Selamat menunaikan dengan iklash ibadah-ibadah di bulan suci Ramadan bagi yang menjalankannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun