DEWASAÂ ini jumlah pengguna sepeda semakin banyak, mereka terdiri dari berbagai kalangan, usia, dan gender dengan menggunakan genre sepeda yang sangat beragam seperti sepeda gunung, sepeda lipat, sepeda mini, sepeda onthel, sepeda balap dan sebagainya.
Namun demikian, mereka hanya ramai dikala akhir pekan atau hari libur, kurang lebih ribuan penghobi sepeda baik individu maupun kelompok  memenuhi jalanan dan sudut-sudut perkotaan, trek-trek sepeda, serta destinasi wisata, dari pagi hingga siang, sore, bahkan malam hari.
Bagi pegiat sepeda yang memiliki kerangka berfikir terhadap masa depan kondisi lingkungan lebih baik, mereka senantiasa menggunakan sepeda bukan lagi untuk sekedar penyaluran hobi, olahraga, atau rekreasi semata.
Meski dari segi jumlah belum begitu signifikan, kini pegiat sepeda harian makin bermunculan, mereka menggukan sepeda untuk beraktivitas ke mana saja, seperti sekolah, kuliah, bekerja atau berniaga. Bahkan beberapa sudah konsisten melakukannya selama belasan hingga puluhan tahun.
Di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Bandung, sejumlah Aparat Sipil Negara (ASN) sudah mulai ber- bike to work (b2w) atau bersepeda ke tempat kerja, meskipun tidak setiap hari, disesuaikan dengan kondisi mobilitas pekerjaan saat itu. Â Diantaranya malah ada yang sudah merutinkan diri seminggu sekali setiap hari Jum'at, atau pun seminggu dua kali b2w.
Para pegiat sepeda untuk aktivitas harian tersebut bukannya anti terhadap kendaraan bermotor, malah sebagian besar memilikinya, tapi mereka bijak dalam penggunaannya dan tidak ingin menjadi ketergantungan, mereka kerap menggunakan kendaraan bermotor hanya saat aktivitasnya benar-benar membutuhkan sarana mobilitas yang  segera atau cepat
Tapi memang tidak bisa dipungkiri, selain ada yang karena pilihan mengingat harus berhadapan dengan persoalan lingkungan dan transportasi yang kurang baik, ada juga yang karena terpaksa menggunakan sepeda untuk mobilitas aktivitasnya, bisa jadi karena tidak memiliki kendaraan bermotor atau memang belum bisa menggunakannya
Meski demikian, pada akhirnya mereka mendapatkan kesenangan tersendiri dengan bersepeda menuju berbagai aktivitasnya dan menjadi budaya bagi dirinnya, bahkan banyak diantara mereka tumbuh menjadi sosok-sosok motivator dan inspirator, khususnya bagi pegiat sepeda yang lain.
Bersepeda Memakai SeragamÂ
Bagi yang terbiasa beraktivitas dengan menggunakan sepeda sudah tak merasa risih lagi saat berpakaian seragam kerja atau aktivitas laiinya, baik yang stelan kemeja, jas, atau pakaian dinas lapangan (pdl). Mereka tidak merasa kegerahan, bahkan menikmatinya, mengayuh sepeda dengan sumringah, berwibawa nan ceria.
Mereka melakukannya tanpa bermaksud gaya-gayaan, tapi sekedar ingin menunjukan bahwa meski memakai seragam, bersepeda itu tetap nyaman dan terlihat keren. Lebih jauhnya, menepis anggapan bahwa identitas pesepeda itu hanya kostum kaos, jersey, atau pakaian olahraga saja. Â
Lalu, bagaimana mereka bisa tetap nyaman bersepeda ke tempat aktivitas dengan berpakaian seragam kerja atau aktivitas?
Didi Ruswandi, salah seorang pejabat publik di Kota Bandung yang sudah konsisten berb2w dan kerap bersepeda lengkap dengan berpakaian dinasnya, menuturkan salah satu kiatnya yaitu dengan mengambil speed rendah dan berjalan santai, agar tidak berkeringat, serta berusaha melalui jalan "tikus" biar teduh dan tidak begitu ramai.
Cara lainnya, dari rumah tetap menggunakan kaos, baju olahraga atau jersey. Pakaian kerja atau aktivitasnya dibawa berikut peralatan mandi, disusun rapi dalam tas. Atau pakaian kerjanya di simpan di kantor dan peralatan mandinya sudah tersedia.
Agar ada banyak waktu untuk istirahat, sarapan, mandi dan berpakaian , upayakan datang ke kantor lebih awal, agar tubuh benar-benar fresh dan rapi saat memulai bekerja.
Selain beliau, ada beberapa pesepeda lagi terutama yang rumahnya jauh atau medan jalannya berat menuju ke tempat pekerjaannya, bagi yang punya mobil, sepeda di bawa dalam mobil menuju tempat transit atau parkir mobil di rumah saudara misalnya, dari situ bersepeda ke tempat kerjanya. Â Â
Ada juga pesepeda yang meski jarak rumah dengan tempat kerjanya jauh hingga puluhan kilometer, tetap bersepeda selama jalannya relatif datar. Beberapa malah mengganggap bukan masalah saat melalui jalan dengan medan yang berat, karena mereka sudah biasa jadi terasa ringan, toh tidak tiap hari juga, yang penting konsisten.
Selain ASN, contoh lain pekerja bersepeda dan memakai seragam meski tidak banyak dan sudah jarang adalah  sales product barang, biasanya penjaja jajanan atau minuman, mereka malah hampir tiap hari melakukannya menyusuri pelosok-pelosok gang atau pemukiman.
Sepeda Yang Cocok Untuk Beraktivitas
Jenis sepeda merupakan salah satu faktor kita dalam mendapatkan kenyamanan bersepeda khususnya saat beraktivitas atau bekerja.
Saat ini di kita, penggunaan sepeda gunung atau Mountain Bike (MTB) memang masih dominan terutama bagi mereka yang memulai bersepeda, sehingga sebagian besar bagi yang suka bersepeda ke tempat aktivitasnya selalu menggunakan sepeda MTB, entah karena memang hanya itu satu-satunya sepeda yang dimiliki atau soal rasa cocok dan nyaman saat digunakan.
Sekedar informasi, city bike mungkin jenis sepeda yang paling cocok untuk beraktivitas. Desainnya yang menarik dengan warna-warna ceria, komponen-komponennya yang ringan, aksesoris keranjang atau rak panier lengkap, juga ada desain untuk perempuan yang menggunakan rok.
Tapi tak sedikit yang menggunakan ragam jenis sepeda lainnya, ada yang menggunakan sepeda turing , fixie, hybrid dan sepeda lipat  (seli), apalagi seli adalah jenis sepeda yang pas untuk bersepeda di kota dan juga praktis karena bisa dibawa-bawa juga saat ada tugas ke luar kota.
Tapi intinya, penggunaan sepeda untuk aktivitas apapun, bukan soal bobotnya, tapi penggunaannya. Sepeda dengan jenis dan merek apapun, mau murah atau mahal yang penting  nyaman digunakan, dan terasa cocok untuk beraktivas.
Menarik bukan?
Jadi, mari  bersepeda ke berbagai aktivitas ke mana saja, minimal untuk jarak yang pendek,  karena sejauh ini terasa sekali manfaatnya bagi kesehatan, lingkungan, sosial dan ekonomi. Tidak terlalu pusing atau stress saat menghadapi kemacetan. Bersepeda selalu membawa aura positif , memberi semangat hidup yang optimis dan penuh keceriaan.
Kalau pun anda hanya melakukan minimal 2 hari dalam seminggu karena terbentur mobilitas kerja atau aktivitasnya, tidak mengapa, yang penting konsisten. Tapi tentu saja, bersepedalah dengan tetap bijak, tertib, dan beretika. Â Salam sehat, semangat, dan waspada, serta selalu berdo'a.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H