PENGHUJUNG tahun 2021, masyarakat di beberapa belahan dunia termasuk Negara kita sedikit bisa bernafas lega setelah diketahui telah terjadi penurunan kasus penyebaran virus covid-19 yang selama dua tahun telah memporak-porandakan berbagai tatanan kehidupan.
Meskipun kondisi agak menyenangkan tersebut dihantui penyebaran virus dengan varian baru yang pertama kali menyebar di Afrika Selatan, dikenal dengan sebutan omicron. Konon, virus tersebut lebih mengerikan dan berbahaya.
Kondisi seperti itu disikapi beragam oleh masyarakat, sama seperti di awal-awal terjadi pandemi, ada yang tetap dan selalu  waspada serta peduli, ada yang pasrah, acuh tak acuh, dan sebagainya.  Bahkan dinamikanya begitu tinggi dari mulai masyarakat bawah, elit politik hingga pejabat Negara, seperti  pro dan kontra, tingkat kepedulian, kerusuhan, oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, dan lain-lain. Â
Demikian halnya dengan masyarakat pegiat sepeda, tahun 2021 adalah mulanya kembali pergerakan nyata dilapangan ketika gerakan yang sudah dilakukan harus terhenti ketika pandemi datang. Ikhtiar gerakan dilakukan dengan berbagai cara walaupun harus ditempuh dominan dengan metode daring di 2020.
Pada masa pelonggaran pembatas sosial tahun 2020, dalam beberapa bulan ada fenomena unik dengan munculnya euforia masyarakat gemar bersepeda. Setiap akhir pekan, berbabagai sudut kota tak hanya dipenuhi oleh pesepeda yang sudah biasa, tapi juga oleh ribuan pesepeda baru dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, hingga para lanjut usia.
Uniknya, kondisi tersebut telah memunculkan  dinamika positif, diantaranya gairah bersepeda kembali menghangat dengan maraknya event-event bersepeda meski secara virtual atau terbatas, kegiatan kepedulian sosial pesepeda, menumbuh suburkan komunitas pesepeda, gairah ekonomi di sektor jual beli, lapak, dan bengkel sepeda.
Namun, tak sedikit telah menimbulkan banyak persoalan, seperti sebagian pesepeda yang berprilaku tidak tertib dan kurang beretika sehingga menimbulkan sorotan tajam dari masyarakat lain. Meski demikian tetap ada hikmahnya, karena telah menumbuhkan kepedulain sebagian pesepeda dengan melakukan kegiatan gerakan edukasi tertib berlalu lintas, protokol kesehatan dan keselamatan bersepeda.
Tak hanya itu, aktifitas bersepeda makin mendapat perhatian  banyak pihak , dari pemerintah dengan menurunkan peraturan pemerintah tentang keselamatan bersepeda, dan membangun fasilitas pesepeda, salah satunya adalah lajur khusus sepeda.
Sementara dari pihak swasta, membangun jaringan, kerjasama, kolaboraksi, atau kemitraan dalam melakukan gerakan bersepeda baik berbasis lingkungan, olahraga, pendidikan, sosial, budaya, dan ekonomi.
Riak-riak kecil aktivitas bersepeda tersebut dibarengi dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara berkala dan berkelanjutan dari pemerintah diiringi masa euforia masyarakat bersepeda sudah tidak terjadi lagi.
Sayangnya, dipertengahan tahun 2021 terjadi penyebaran pandemic gelombang ke-2 dan sempat membuat sedikit panik para pegiat sepeda, apalagi saat itu banyak rekan-rekan pesepeda yang terkena bahkan hingga meninggal dunia, Â menyebabkan kegiatan bersepeda pun kembali menurun dan terhenti.
Gerakan bersepeda di akhir tahun 2021
Bulan-bulan terakhir menjelang pergantian tahun, kegiatan bersepeda kembali kian mengegeliat, apalagi setelah pemerintah memutuskan tidak ada lagi perpanjangan PPKM. Sehingga memicu pegiat sepeda untuk menggelar kegiatan bersepeda dengan tetap tetap dibatasi dan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Selain kegiatan bersepeda reguler edisi akhir tahun bersama komunitas , ada beberapa kegiatan lainya yaitu ajang penghargaan untuk dedikasi pesepeda dan pihak pendukung, serta kota ramah sepeda. Lalu ada gerakan kebaikan bersepeda edisi terkahir, bersepeda bersama di hari Minggu terkahir, dan gerakan bersepeda di akhir tahun.
Hal itu dilakukan dalam rangka menyimpan jejak kenangan yang baik , gerakan bersepeda di tahun 2021. Harapannya, di tahun 2022 adalah pandemi segera berakhir, Â yang tentunya memicu semakin menggelorakan semangat gerakan yang ada, semakin tumbuhnya pergerakan-pergerakan bersepeda sehingga dapat saling menginspirasi satu sama lain.
Bersepeda menjadi sebuah hal yang biasa dilakukan, kemudian terbiasa sehingga semakin tumbuh kultur/ budaya bersepeda, dibarengi kemampuan berinovasi dan  berhadapan dengan perkembangan zaman dan era technologi digital, serta menyongsong dunia baru dengan memungkinkan  bisa melakukan metaverse di dunia sepeda.
Salam sehat, semangat, dan tetap bersepeda. Selalu menerapkan protokol kesehatan. Semoga pandemi segera sirna . Â Selamat tahun baru 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H