Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Aku, Pesepeda, dan Pandemi

24 Agustus 2021   13:20 Diperbarui: 25 Agustus 2021   04:16 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye Tertib Bersepeda (Foto dok. Sikasep Terlalu)

SEJAK merebaknya pandemi covid-19 setahun yang lalu, bersepeda menjadi salah satu aktivitas yang turut terdampak, menyebabkan segala kegiatan atau event bersepeda dibatasi, tertunda, bahkan dihentikan.

Ditengah kondisi antara yang patuh, peduli, abai, dan acuh tak acuh, banyak pegiat sepeda yang tetap bergerak sendirian atau bersama beraktivitas apa saja seperti berolahraga, bekerja, berniaga, dan berkreasi baik di rumah maupun di luar rumah.

Sebagian besar pesepeda melakukan kampanye melalui media sosial yaitu gerakan kepedulian terhadap sesama pegiat sepeda dalam mengahadapi pandemi.

Contohnya, dengan saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan, tetap di rumah, dan tidak berinteraksi langsung selama permberlakuan pembatasan sosial yang ditetapkan pemerintah.

Kampanye Tertib Bersepeda (Foto dok. Sikasep Terlalu)
Kampanye Tertib Bersepeda (Foto dok. Sikasep Terlalu)

Tak hanya itu, tak sedikit dari pesepeda yang bergerak melakukan bakti sosial bersama komunitasnya, bekerja sama dengan berbagai pihak yang sama-sama peduli terhadap kondisi yang terjadi.

Bakti sosial yang dilakukan berupa pembagian masker, alat pelindung diri, handsanitizer, makanan dan minuman , serta kebutuhan sembako bagi para petugas kesehatan dan masyarakat terdampak.

Sementara itu, selama pembatasan sosial saya memilih untuk berada di rumah saja. Aktivitas yang dilakukan adalah menjaga toko alat tulis kantor sambil menulis, dan turut serta berkampanye peduli pandemi melalui media sosial. 

Sesekali membantu aksi ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Sibulan (berbagi nasi bekal untuk lansia) membuat jamu sehat, membagikan masakan, masker, vitamin, sembako dan sebagainya.

Euforia Masyarakat Bersepeda

Saat pembatasan sosial dilonggarkan, terjadi fenomena yang menarik yaitu adanya euforia masyarakat bersepeda setiap akhir pekan, tak hanya pegiat sepeda yang sudah terbiasa melakukannya.

Tapi, banyak masyarakat yang baru bersepeda turun ke jalan memenuhi berbagai sudut kota dari mulai anak, remaja, dewasa, orang tua hingga para lanjut usia, mereka bersuka cita melepaskan kejenuhan selama berada dalam masa di rumah saja.

Fenomena tersebut cukup membanggakan dengan harapan ada perubahan masyarakat dari euforia menjadi budaya, tapi sekaligus telah membuat rasa khawatir karena maraknya kekeliruan yang terjadi.

Seperti pelanggaran lalu lintas, kecelakaan, prilaku yang kurang terpuji, berkerumun, dan tidak menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan.

Kegiatan penghitungan jumlah pandemi di masa pandemi (Foto cok. Sikasep Terlalu)
Kegiatan penghitungan jumlah pandemi di masa pandemi (Foto cok. Sikasep Terlalu)

Tentu saja hal itu telah memicu sorotan tajam masyarakat yang semakin masif terhadap aktivitas bersepeda hingga beberapa prilaku pesepeda yang kurang bagus menjadi berita viral di mana-mana. 

Meski demikian, tak lantas menyurutkan masyarakat untuk bersepeda, tapi justru malah menumbuhkan gairah ekonomi penjualan sepeda, spare part, dan aksesorisnya baik baru maupun bekas.

Selain itu, kondisi ramainya masyarakat bersepeda, prilaku, dan sorotan tajam masyarakat telah memicu sebagian pesepeda untuk melakukan gerakan kampanye tertib bersepeda kepada sesame pesepeda, dilakukan setiap akhir pekan dibeberapa titik pesimpangan jalan yang paling banyak dilalui pesepeda.

Untuk beberapa pekan saya belum berani keluar rumah, tetap asyik dengan aktivitas saya di rumah. 

Namun, setelah kegiatan gerakan kampanye tertib bersepeda yang dilakukan diapresiasi pemerintah dan gerakannya dikelola dengan baik dan diberi nama gerakan Silaturahmi Koordinasi Pesepeda Tertib Berlalu Lintas (Sikasep Terlalu), saya pun turut serta terlibat di dalamnya.

Setiap akhir pekan bersama Sikasep Terlalu melakukan gerakan kampanye tertib bersepeda di persimpangan Jalan Dago Ir. H. Juanda-- Jalan Cikapayang mulai pukul 6.30 sampai dengan 9.00 WIB. 

Saya bertugas sebagai surveyor penghitungan jumlah pesepeda yang melalu Jalan Dago salah satu jalan yang paling banyak dilalui pesepeda.

Sejak saat itu, saya juga kembali melakukan bersepeda sendirian rutin seminggu sekali untuk transportasi dari Sukagalih, Kota Bandung menuju Katapang, Kabupaten Bandung sepanjang kurang lebih 24 kilo meter atau bersepeda ke pelosok-pelosok lain.

Bersama Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda se-Bandung Raya kembali melakukan aktivitas yang dibatasi seperti mengelola talk show dunia sepeda di radio , pertemuan-pertemuan, kelola kegiatan, seminar, webinar, kampanye tertib bersepeda, survey kajian, dan sebagainya.

Jadi Penyintas Covid-19

Meski upaya pencegahan, pembatasan sosial, jaga diri, dan protokol kesehatan sudah dilakukan dengan baik, tapi pada akhirnya saya mengalami jadi penyintas covid-19. 

Entah kapan, darimana, dan dari siapa, yang jelas seminggu sebelum pergantian tahun 2020 ke tahun 2021 saya dinyatakan positif covid-19 oleh pihak Puskesmas usai memeriksakan karena selam 3 hari demam, lemas, pilek, dan diare.

Bersepeda sendiri dan untuk transportasi (Foto dok. Cuham)
Bersepeda sendiri dan untuk transportasi (Foto dok. Cuham)

Saya pun melakukan isolasi mandiri di sebuah Rumah Isolasi selama 10 hari dan dilanjut 4 hari di rumah. Setelah dinyatakan benar-benar sembuh dan pulih, saya kembali melakukan aktivitas seperti biasa menulis, jaga toko, bersepeda, dan berkomunitas.

Salam sehat, semangat, dan waspada. Selalu menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan. Bersepeda memang baik, menjaga diri lebih baik. Tetap bersepeda dengan bijak, tertib, dan beretika, karena bersepeda itu baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun