Bagi sebagian besar para pegiat sepeda terutama pesepeda harian yang berprofesi sebagai pekerja, masa pensiun bukanlah hal yang terlalu dipersoalkan, bahkan mereka bisa lebih leluasa bersepeda kemana saja atau beraktivitas apa saja tanpa ada beban ikatan kerja, malah semakin intens melakukannya.
Para pegiat sepeda yang sudah pensiun dari pekerjaannya bisa dikatakan menjadi pesepeda lebih senior atau legend. Â Hal tersebut juga telah menumbuh kembangkan komunitas pesepeda yang anggotanya adalah para pesepeda yang sudah pensiun. Meskipun sudah pada gaek tapi terlihat bersemangat layaknya masa muda apalagi tidak merasa kebingungan menghadapi masa pensiun karena diisi dengan hobi yang memang sejak dulu digeluti, yaitu bersepeda.
Karena sudah sejak lama bersepeda saat masih bekerja, malah ada yang dari sejak usia muda sehingga saat memasuki pensiun jam terbangnya makin meningkat, kemampuan mengayuhnya semakin tinggi dan terasah, mampu bersepeda adventure atau jarak jauh seperti bersepeda antar kota, antar propinsi, jelajah pulau, negeri, hingga melanglang buana. Tapi tak sedikit pula yang tetap menyesuaikan dengan kondisi usia, kemampuan dan kesehatannya. Bersepeda dilakukan sendirian, santai, tidak ngotot, bahkan ada yang sambil melakukan aktifitas lain seperti memotret, bekerja freelance, berniaga dan sebagainya. Â
Abah Langit
Saya memang bukan pekerja, bukan pula pensiunan. Jadi, dalam kesempatan ini saya akan menuangkan pengalaman rekan pesepeda yang saya kenal lama sejak di komunitas berbasis gerakan yaitu Bike to Work Bandung, 13 tahun lalu tepatnya dari tahun 2008 awal saya memasuki komunitas tersebut.
Sebut saja namanya Rully Hendrasetia, atau kami akrab memanggilanya dengan sebutan Abah Rully, salah satu pesepeda yang cukup senior terutama sebagai pesepeda harian atau orang yang selalu bersepeda ke tempat kerja.
Pria berusia 60+ ini pensiun dari pekerjaannya pada tahun 2018, meskipun saat ini diisi dengan menjadi pekerja freelance di sebuah perusaan jasa travel umroh/haji, tapi  waktu luang besepedanya semakin banyak baik dilakukan sendirian maupun bersama teman pesepeda seusia dekat tempat tinggalnya. Dimasa pandemi pekerjaan freelance diliburkan dan lebih sering melakukan bersepeda sendirian.
Saat bersepeda sendirian ke berbagai tempat, dia melakukanya sambil hobi lain yang memang sejak dulu digelutinya yaitu memotret. Objek foto yang paling disukainya adalah langit dengan alasan suasana alamnya selalu berubah tiap waktu. Sekarang saya dan teman terdekat lainnya menjuluki dia dengan sebutan Abah Langit. Â
Menurutnya, masa pensiun harus dihadapi dengan tenang, biasa, tidak perlu risau dan tetap beraktivitas sesuai kegemarannya dengan tetap bisa mengatur waktu dengan keluarga. Dengan bersepeda sebagai akivitasnya ditambah suka berkomunitas membuat hidupnya tetap bersemangat dan awet muda tanpa larut memikirkan masa tuanya. Selalu bersyukur, dan berdo'a serta tetap melakukan ibadah sesuai keyakinannya. Â
So, jangan bingung memasuki masa pensiun. Tetap bergerak, beraktivitas dan bersinergi. Salam sehat, semangat, dan waspada. Bersepeda memang bike, tapi menjaga diri lebih bike, selalu menerapkan protokol kesehatan dan selalu bersepeda dengan bijak, tertib, dan beretika, karena bersepeda itu bike.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H