Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Antara Do'a dan Toxic Positivity Saat Saya Jadi Penyintas Covid-19

29 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 29 Juli 2021   09:20 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
energi kekuatan do'a. Foto : Hani Sibulan

Beberapa hari menjelang pergantian tahun 2020 ke 2021, saya dinyatakan positif terpapar virus corona (covid-19) oleh pihak Puskesmas setempat setelah sebelumnya saya diperiksa, dirapid dan di swab karena mengalami demam, lemas, dan diare.Saya pun di isolasi mandiri (isoman) di sebuah hotel yang dijadikan Rumah Isoman oleh pemerintah daerah. 

Selama sepuluh hari saya berada di sana bersama puluhan penyintas lainnya dari berbagai kalangan dan usia. Sejak dinyatakan positif, timbul berbagai perasaan antara kaget, bingung, sedih, dan pasrah bercampur menjadi satu.  Dalam saat tertentu saya pun menangis pasrah sambil mengingat keluarga, saudara dan orang-orang terdekat.

Begitu pula saat di isoman, meski dilayani dan di rawat dengan baik oleh para petugas kesehatan yang begitu gesit, dan tak kenal lelah walau berbalut alat pelindung diri (APD) seharian, tapi berbagai perasaan tersebut masih berkecamuk menyelimuti diri ini. Hampir setiap hari yang dilakukan hanya rebahan, makan, tidur, minum obat, diperiksa, olahraga, berjemur, on line via handphone, dan nonton tivi. Meski demikian, saya tetap berupaya untuk semangat, ceria dan selalu berdo'a serta tidak larut dalam kesedihan.

Saya sudah lama jarang menonton tivi, sekalinya nonton saat isoman adalah film kartun baik yang sekedar hiburan, yang bernilai pendidikan dan yang religius. Lucunya, dalam sejarah tontonan, saat itu saya jadi suka nonton film drama korea saking berusaha untuk melawan kejenuhan agar imun semakin kuat.

Ditengah kebingungan, kesedihan, dan kejenuhan diluar sana banyak orang yang merasa empaty terhadap kondisi saya, memberikan do'a dan semangat melaluli media sosial yang datangnya dari saudara, keluarga dimana saya tinggal, teman-teman, dan handai taulan, meskipun dorongan semangat tersebut malah dirasakan menyengat karena kondisi yang tidak menentu ( toxic positivity ).  Namun do'a -- do'a yang mereka panjatkanlah yang ternyata membuat saya memiliki energy kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan dan tidak larut dalam kesedihan dan kejenuhan serta membuat saya lebih tenang dalam mengendalikan emosi.

Di hari ke empat isoman, kondisi tubuh berangsu-angsur baik,  sudah tidak lagi demam dan lemas, serta diare, hanya batuk-batuk kecil saja yang masih ada, sesekali hidung tersumbat. Penciuman kembali normal dan nafsu makan semakin tinggi. Sayangnya sempat mengalami kambuhnya asam urat di pergelangan kaki kanan.

Hari-hari selanjutnya kondisi makin membaik dan pulih hingga akhirnya tepat dihari kesepuluh saya dinyatakan sembuh dan bisa pulang ke rumah esok harinya dengan tetap melanjutkan isoman selama 4 hari di rumah. Selama isoman di rumah, saya lebih banyak melakukan aktivitas menulis dan berjemur. Setalah dinyatak sembuh total oleh puskesmas saya pun beraktivitas kembali dan bisa bersepeda lagi.

Di era gigital saat ini, kehadiran media sosial setidaknya telah membantu melawan kejenuhan dengan berbagi apapun. Sejak dulu seperti kebanyakan orang jika saya dalam keadaan seperti berduka cita atau sakit saya membagikan ke berberbagai  media sosial. Namun saya tidak semata-mata membagikan begitu saja, tanpa bermaksud curhat, berbangga atau pamer keadaan yang ada, tapi dengan disebarkannya keadaan saya tersebut semakin banyak orang yang mendo'akan, karena saya merasa yakin do'a adalah energy kekuatan.   

Demikian halnya, dari saat saya dinyatakan positif, isoman, sembuh, hingga bisa beraktivitas kembali, saya selalu membagikannya di media sosial. Dan Alhamdulillah benar-benar terasa sekali manfaat dan khasiatnya, setidaknya do'a-do'a yang dipanjatkan baik oleh saya sendiri maupaun orang lain membuat saya selalu tabah, bersemangat, dan bangkit serta mempercepat proses penyembuhan. Salam sehat, semangat, dan waspada. Selalu menerapkan protokol kesehatan. Jaga diri dan keluarga. Semoga pandemi cepat berlalu. Hatur nuhun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun