BERSEPEDAÂ merupakan aktivitas yang baik dan menyenangkan, manfaatnya sangat banyak terutama bagi kesehatan dan lingkungan. Di masa pandemi, aktivitasnya mengalami peningkatan yang luar biasa, bahkan makin banyak masyarakat terbawa arus euforia bersepeda. Â
Saat melakukan akitivas bersepeda mendokumentasikannya adalah sebuah keharusanya bagi sebagian besar pegiat sepeda baik foto diri, foto kegiatan, selfie, foto bersama, foto lokasi atau spot-spot bagus indah, yang kemudian dijadikan bahan untuk apdet diberbagai media-media sosial.
Di era digital saat ini, bersepeda di mana dan kemana saja tidak terlepas dari adanya  visual lewat jepretan kamera sebagai pembuktian untuk menunjukan eksistensi para pesepeda, meskipun antara bersepeda dan fotografi adalah dua aktivitas yang berbeda, namun keduanya sangat berkaitan erat, masyarakat sekarang sering menyebutnya dengan istilah No Pict, Hoax.
Banyak pegiat sepeda yang kemudian menyenangi dunia fotografi, ada yang hanya sekedar jepret saja seperti kebanyakan orang pada umumnya, ada yang serius meskipun amatiran, hingga yang menyelami menjadi lebih profesionl, bahkan menjadikannya untuk meraup ekonomi, meningkatkan prestise dan meraih prestasi.
Dalam aktivitasnya, mereka makin dimudahkan dengan makin berkembangnya fitur kamera canggih pada kamera smartphone dan tutorial cara menggunakannya di media-media sosisal, sehingga mereka tidak harus bersusah payah belajar teknik dasar fotografi. Kini tak sedikit melahirkan fotografi-fotografi yang handal secara otodidak. Pada akhirnya, bersepeda  sambil memotret dapat mendorong minat dan daya tarik masyarakat untuk bersepeda, terutama yang menggemari dunia fotografi.
Alam ini begitu banyak menyajikan spot-spot indah dan menakjubkan untuk dijadikan objek foto, diperkotaan, pedesaan, kebun, hutan, sungai, hutan, gunung dan sebagainya. Begitu pula trek-trek sepeda,wahana wisata  outdoor dan indoor. Semua itu menjadi buruan para pesepeda untuk berfoto, bagi pesepeda yang handal dalam dunia fotografi tentu saja dibuat sedemikian rupa agar lebih terlihat semakin indah, eksotis, dan memukau, salah satunya adalah mengatur moment atau waktu yang tepat.
Senja merupakan waktu yang bernilai estetika alami cukup tinggi sehingga banyak yang memanfaatkan waktu ini untuk berfoto sambil bersepeda terutama ditempat-tempat atau lokasi-lokasi dengan pemandangan alam. Tapi tanpa dinyana , meski di sekitar rumah pun saat senja akan terlihat memukau jika kita pandai dalam permainan fotografi.
Menurut beberapa pesepeda, senja itu mengasyikan dan selalu memunculkan cahaya penuh warna jika suasana alam tengah cerah yang mana saat matahari akan tenggelam memantulkan sinar keemasan dan kemerahan yang menyejukan mata dan hati, maka jangan heran jika banyak pesepeda yang menyukai suasana tersebut. Â
Adalah Suherman atau yang akrab di sapa Kang Suhe merupakan salah satu pesepeda yang menggeluti dunia fotografi. Pria paruh baya bertubuh cukup subur ini paling sering memanfaatkan waktu senja untuk dijadikan objek fotonya. Dilakukan sehabis pulang kerja atau pada akhir pekan dan liburan, apalagi sekarang di masa pandemic lebih banyak bekerja di rumah atau work for home (whf) membuat waktu luang untuk menyalurkan hobi bersepeda dan fotografinya lebih banyak.
Kang Suhe tak harus pergi ke tempat-tempat jauh untuk melakukan kedua aktivitas tersebut, karena di Cikoneng, Kabupaten Bandung  wilayah sekitar rumahnya pun masih memberikan hamparan keindahan yang tak kalah eksotisnya ditengah menjamurnya pembangunan-pembangunan  yang mulai menggerus pesawahan dan lahan-lahan hijau. Ketika senja akan merapat, ia segera bergegas dengan sepedanya ke suatu lokasi yang sering dijadikan objek fotonya berupa hamparan hijau yang tersisa dan kolam retensi.
Salam sehat, semangat, dan selalu waspada. Bersepeda memang baik, tapi menjaga diri lebih baik. Mari bersepeda dengan bijak, tertib, dan beretika. Salam gowes dan go green.
