Kegiatan jurnalis pada saat ini tidak melulu hanya soal meliput dan mengetik berita saja,tetapi mereka perlu memperlengkapi dirinya dengan kemampuan baru. Kemampuan yang dibutuhkan pun mulai bertambah, kemampuan untuk berkomunikasi dengan narasumber dan menerjemahkannya ke dalam bentuk tulisan saja tidak cukup. Kemampuan yang dibutuhkan meliputi kemampuan fotografi, videografi, editing, dan web design. Â
Kemampuan tersebut dapat dikombinasikan untuk membuat sebuah jurnalisme multimedia. jurnalisme multimedia merupakan bentuk jurnalistik yang menggabungkan elemen teks, foto, animasi/video dan infografis dalam satu buah kemasan yang kompleks. Jurnalisme multimedia menjadi paket lengkap produk jurnalistik di era global.Â
Keunggulan Jurnalisme MultimediaÂ
Lebih interaktif
Jurnalisme multimedia tentu berbeda jauh jika dibandingkan dengan jurnalisme yang pada umumnya, jurnalisme multimedia menjanjikan pengalaman yang lebih penuh interaksi. Jika sebelumnya konten berita hanya berisi tulisan dan gambar saja, maka dalam jurnalisme multimedia, banyak hal interaksi yang dapat dilakukan. Hal ini terjadi karena konten yang disediakan bukan lagi hanya sebuah tulisan dan gambar saja, melainkan ada elemen pendukung lainnya seperti audio, video, dan infografis.Â
Tidak membosankan
Dengan banyaknya interaksi yang dapat dilakukan di konten jurnalisme multimedia, membuat pembaca menjadi tidak cepat bosan. Pembaca akan dimanjakan melalui elemen visual yang ditampilkan.Â
Lebih menarik
Konten yang penuh dengan interaksi dan dilengkapi dengan aspek visual yang bagus tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembaca. Umumnya juga jika konten sudah dipenuhi dengan elemen non teks seperti audio dan video, akan membuat artikel menjadi lebih minim teks, sehingga umumnya jenis artikel tersebut menjadi lebih menarik lagi.
Bebas
Dalam hal bebas ini, pembaca dapat memilih konten apa yang ingin mereka konsumsi. Mereka juga dapat memilih jenis konten apa yang ingin mereka konsumsi.
Efek pada jurnalis
Jurnalisme multimedia mengakibatkan adanya perubahan cara kerja dari para wartawan itu sendiri. Jika sebelumnya wartawan hanya dituntut untuk dapat menulis, saat ini kemampuan menulis saja tidak cukup. Saat ini wartawan dituntut juga untuk mampu membuat sebuah video dan mengambil gambar. Umumnya para wartawan yang tidak memiliki kemampuan tersebut akan mulai tergusur secara perlahan.Â
Jurnalisme multimedia juga mengakibatkan munculnya divisi baru dalam kantor redaksi mereka, seperti munculnya divisi yang khusus mengurus konten multimedia seperti video dan juga divisi yang khusus mengurusi tentang web itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H