Mohon tunggu...
kardianus manfour
kardianus manfour Mohon Tunggu... Editor - belajar mencintai kebijaksanaan hidup

mahasiswa filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu

24 Agustus 2020   22:59 Diperbarui: 24 Agustus 2020   23:21 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
galeri-nasional.or.id

                 

              

              Aku kembali duduk malam ini.

             Duduk dalam lamunan, sedikit terlelap dalam angan.

           Lagu ibu yang kudengar  ini membawa diriku pada kisah tentang ibu. 

         Yah, ibuku adalah bidadari yang merawatku. Ia laksana embun. 

    Tentang ibu aku ingin bercerita.

    Suatu hari di waktu dulu  aku tidur dalam diam.

   Aku dengar senandung ibu sambil bekerja.  

  Aku sedih mendengar senandung sendu ibu. 

 Mungkin ia ingin menghibur diri di tengah pekerjaanya. 

Aku bisa apa! Aku hanya tidur. 

 Suatu pagi di waktu dulu, aku masih belum bangun, masih tidur. 

   Aku kembali mendengar ia bersenandung di pagi buta. 

   Ia mempersiapkan bekal untukku belajar. Aku bisa apa! Aku hanya tidur.

                       

Di tanah jauh ini, aku ingin pulang. Aku rindu mendengar senandung ibu.

 Tapi belum saatnya dan tidak boleh.

 Aku tidak mau pulang mendengar senandung ibu dan aku tidur.

Saat ini aku tidak boleh tidur.

Aku harus  berjaga Untuk menyiram tanaman yang telah aku tanam.

  Aku akan membawa hasil tanaman ini untuk ibu. 

    Semoga saja ia bersenandung gembira dan aku tidur dalam senyuman.

              ponsa, 18 mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun