Mohon tunggu...
kardianus manfour
kardianus manfour Mohon Tunggu... Editor - belajar mencintai kebijaksanaan hidup

mahasiswa filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami dan Menemukan Brahman dan Atman dalam Realitas Sehari-hari

22 November 2019   22:52 Diperbarui: 25 Juni 2021   02:35 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(unsplash/inaki del olmo)

            Atman tidak bisa bergerak bebas karena dikekang dan dibatasi oleh tubuh manusia. Untuk itu, Atman harus mengalami pembebasan atau moksha. Untuk mencapai pembebasan (moksha), seorang manusia harus memperoleh pengetahuan diri (atma jnana), yang berarti menyadari bahwa diri sejati seseorang (Atman) identik dengan diri Brahman yang transenden.

            Apabila Atman sudah bebas, maka Atman akan terhubung dan bersatu dengan Brahman. Ada 12 sifat Atman jika Atman terbebas dari belenggu badaniah seorang manusia. Sifat-sifat itu yakni Achedya (tak terlukai oleh senjata), Adahya (tak terbakar oleh api), Akledya (tak terkeringkan oleh angin), Acesyah (tak terbataskan oleh air), Nitya (abadi), Sarwagatah (di mana-mana ada), Sthanu (tak berpindah-pindah), Acala (tak bergerak), Awyakta (tak dilahirkan), Acintya (tak terpikirkan), Awikara (tak berubah dan sempurna), Sanatana (selalu sama).[6]

            Yoga merupakan jalan untuk menemukan Atman dengan 12 sifat di atas. Yoga yang berarti penyatuan sebagai sarana untuk menyatukan atman dan brahman. Ada 4 jenis yoga yakni Bhakti yoga (dengan cara cinta kasih yang mendalam kehadapan Sang Hyang Widhi Wase atauTuhan Yang Maha Esa), Jnana yoga (dengan cara mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat), Karma yoga ( dengan cara perbuatan atau kebijakan yang baik tanpa pamrih), dan Raja yoga (dengan tekun melakukan tapa, yoga, brata, samadhi, intinya adalah dengan jalan yang lebih ke arah spritual).

[7] Keempat jenis yoga ini bisa dipilih sesuai dengan karakter dasar individu yang mempraktekkannya. Keempat yoga ini tetap mengarah pada satu tujuan yakni penyatuan antara Atman dan Brahman. Kemudian yang terpenting juga adalah sebelum melakukan yoga, seseorang harus membersihkan diri dari tindakan yang tak bermoral. Hal ini biasa disebut matiraga atau tindakan asketis.

DAFTAR PUSTAKA 

Ali, Matius, Filsafat Timur, Sanggar LUXOR: Karang Mulya, 2013

Koller, Jhon M., Filsafat Asia, judul asli : Asian Philosophies, terjemahan : Donatus Sermada, Maumere : Ledalero, 2010 

Reksosusilo , Stanislaus, Sejarah Awal Filsafat Timur, Malang: Pusat Publikasi Filsafat Teologi Widya Sasana 2008 

Zaehner, R., Kebijaksanaan Dari Timur, Beberapa Aspek Pemikiran Hinduisme. Judul asli Hinduism, terjemahan A. Sudiarja, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,1992

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun