Mohon tunggu...
Abdul Kadir Karding
Abdul Kadir Karding Mohon Tunggu... Politisi - Anggota Komisi VII DPR RI - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa

Urip Iku Urup. Hidup itu harus selalu menjadi manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polemik Program Konversi Kompor Listrik bagi Masyarakat Indonesia

2 Oktober 2022   03:54 Diperbarui: 2 Oktober 2022   12:29 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI bersama Dirut PT.PLN terkait program konversi kompor listrik induksi (14/9). Dokpri

Beban sebesar 5 trilun juga harus dialokasikan pemerintah demi program awal 'bagi-bagi kompor listrik induksi'. Jaminan pembagian gratis tidak bisa begitu saja memicu perubahan perilaku masyarakat dalam proses penggunaan kompor sebagai alat masak sehari-hari. Apalagi kompor listrik yang rencananya dibagikan berdaya listrik paling kecil seribu watt.  

Pertanyaan berikutnya memancing kegetiran hingga protes emak-emak, apakah harga 1,5 juta per satu buah kompor listrik induksi ini sudah termasuk dengan wajan memasak? Persoalan baru pun bertambah, ekosistem kompor listrik induksi dirasa belum memadai dan populer. 

Walaupun diyakini oleh menteri BUMN masa transisi tidak akan begitu sulit, tapi pernyataannya kontradiktif dengan mbagaimana tidak perlu adanya keharusan pelanggan 950 VA menambah daya demi kompor listrik induksi.

Mengubah kebiasaan masyarakat dalam keseharian mereka memasak sangatlah penting ketimbang sekedar mengucurkan program 'bagi-bagi kompor listrik induksi'. Jangan sekedar 'One hit wonder', euforia pada awalnya dan berlangsung pendek.

Ambil contoh di Nusa Tenggara Timur sana, bagaimana sebanyak 100 ribu kepala keluarga masih 'gelap gulita' hidup di tengah sulitnya listrik. Titik simpulnya, bagaimana ekosistem penyebaran listrik sendiri masih belum merata, tidak menjangkau sepenuhnya masyarakat di seluruh Indonesia. Hal inilah yang saya rasa perlu diselesaikan dahulu sebelum berlanjut bicara konversi kompor listrik induksi. 

Seringkali kita luput memerhatikan, bahwasanya sesuatu yang menjadi 'kebiasaan' sulit dientaskan dengan hal-hal baru yang secara teoritis itu lebih baik. Segmentasi psikografis masyarakat Indonesia begitu variatif. Saya sepakat untuk dikaji lebih mendalam, sehingga manfaat akan terlihat lebih besar ketimbang mudharat.

Saya sepakat kita memerlukan transisi energi ditengah fase krisis saat ini, saya juga lantang demi penghematan energi, namun semua rencana baik di masa depan memerlukan kehati-hatian, ojo kesusu kalau pak Jokowi bilang. Perlunya transisi kebiasaan, penyesuaian, hingga ekosistem yang saling menunjang adalah keharusan bagi pengelola negara demi masyarakat.


Semoga bermanfaat. 

-AKK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun