Mohon tunggu...
Hanny Kardinata
Hanny Kardinata Mohon Tunggu... Desainer -

Pendiri situs pengarsipan Desain Grafis Indonesia (dgi.or.id), penulis buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia (2016).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan Kembali (3)

12 Juli 2017   12:30 Diperbarui: 14 Juli 2017   14:55 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12. Salah satu model Spedagi rancangan Singgih Susilo Kartono.

Belajar dari kayu
Mengenai pilihan memakai kayu sebagai materi dasar, Singgih mengutarakan:

"Kayu memiliki keseimbangan. Padanya terkandung kekuatan sekaligus kelemahan, kelebihan tetapi juga keterbatasan, dan kekesatan sebagaimana juga kelembutan. Dibanding bahan sintetis, saya merasakan adanya roh di dalamnya. Keindahannya muncul dari perjalanannya. Bagaimana ia bertumbuh merupakan proses menakjubkan, terekam dalam garis-garis lingkaran usianya (age lines) (Gb. 10). Garis-garis itu bercerita mengenai momen-momen baik dan buruk yang dilaluinya. Urat dan teksturnya yang indah adalah kisah kehidupannya. Ia materi yang sempurna karena ketaksempurnaannya. Karakteristiknya mengajarkan kepada kita perkara kehidupan, keseimbangan, keterbatasan."

10. Lingkar tahunan (age lines) sebatang pohon.
10. Lingkar tahunan (age lines) sebatang pohon.
Karenanya, Singgih merasa bertanggungjawab mengganti pohon yang telah dipakainya, sebagai jaminan bahwa kegiatannya itu tidak merusak alam. Caranya adalah dengan menanam kembali setiap pohon yang telah diambilnya dari hutan. Jumlah pohon yang dipilih dan ditanamnya kembali itu didasarkan pada konsumsi tahunannya, kepantasan usianya untuk menjadi dewasa serta ditebang, dan kebutuhan luas lahan per pohonnya.

Estimasinya, 40 orang yang dipekerjakannya, mampu menanam kembali 1-2 hektar lahan. Desa Kandangan pada masa itu hampir tidak memiliki hutan. Populasinya sekitar 4.000 orang. Seandainya bisa mempekerjakan seluruh penduduknya, hal ini tentu akan meniadakan pengangguran; tapi yang lebih utama, dengan program regenerasi hutan ini akan terwujud lebih banyak lagi hutan.

Dan sebagai bonus, ada pemasukan sebesar 2.500--3.000 dolar setiap bulannya, yang cukup untuk menopang kehidupan 10 keluarga pekerjanya. Bila mempekerjakan 1.000 warga desa, penerimaan per bulannya akan sebesar 250.000--300.000 dolar---lebih dari cukup guna menunjang kehidupan seluruh desa.

Dalam hal regenerasi hutan, selain mempersiapkan bibitnya sendiri, Singgih juga bekerjasama dengan SMP Gunung Sumbing. Mereka bersama-sama membuat kurikulum praktis dalam bidang generasi lingkungan hidup.

Sebelumnya, murid-murid sekolah ini membantu menanam bibit. Pada saatnya, bibit-bibit itu bertumbuh menjadi 1.000 pohon muda yang siap tanam. Penanamannya dilakukan di sekitar sekolah; para murid memang mendambakan lingkungan sekolahnya dikelilingi pepohonan. Seluruh kegiatan ini didanai sepenuhnya oleh sebagian penerimaan Singgih dari usaha kerajinannya.

11. Jam kayu Magno, rancangan Singgih Susilo Kartono.
11. Jam kayu Magno, rancangan Singgih Susilo Kartono.
Keseimbangan antara yang tradisional dan modern
Dalam melangsungkan usahanya, Singgih mempraktikkan jalan New Craft. Proses manufakturnya menggunakan ketrampilan tradisional sebagai sarana utama produksi, serta teknik manajemen modern dalam mengelola kegiatannya. Sistem dasar New Craft memastikan bahwa setiap tahapan produksi memenuhi standar operasi manufaktur, standar kualitas, serta standar materi yang dipakai dan hasil akhirnya (output).

Pertama-tama, setiap rancangan atau produk baru dianalisis guna menciptakan pedoman produksi (manual). Aktivitas manufaktur pun diimplementasikan berdasarkan pedoman itu. Tak ada sistem atau pun teknologi baru dalam metode New Craft ini. Namun demikian, metode dasar manajemen produksi modern ini rupanya tidak banyak digunakan dalam bidang manufaktur kerajinan. Dalam kerajinan, faktor utamanya adalah sumber daya manusia di belakangnya---sangatlah penting tiap pengrajin memiliki sikap yang tepat terhadap kerajinan.

Metode New Craft memperhitungkan faktor-faktor ini. Seseorang yang baru bekerja bisa langsung melompat ke kegiatan produksi. Bagi mereka yang mempunyai bakat kerajinan, dalam beberapa hari saja sudah akan memperlihatkan tingkat ketukangan dan kemampuan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pendekatan dengan metode New Craft ini memiliki beberapa keuntungan. Dengan cara demikian, siapa pun bisa mempersiapkan pendirian pabrik kerajinan di sebuah desa yang warganya tidak memiliki latar belakang kerajinan. Ini menjadi alternatif sumber pendapatan baru yang dapat menampung surplus tenaga kerja pada saat kegiatan pertanian menurun. Juga bisa diimplementasikan untuk menumbuhkan kembali atau membangkitkan suatu usaha kerajinan yang sedang mengalami penurunan.

Konsekwensinya, dengan metode New Craft akan dihasilkan produk-produk berkualitas tinggi yang memiliki potensi bersaing di pasar ekspor. Dengan menjualnya di pasar ekspor, kegiatan produksi akan berkelanjutan serta memberikan penghasilan yang dapat memajukan pertumbuhan ekonomi desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun