By Buruh Pea
3 Hari ibumu gelisah ada apa dengan mu...anak ku..
Menanti kehadiran mu namun kau tak kunjung lahir
Justru Cairan bening berubah jadi keruh berpadu kuning dan hijau yg mengalir dari Rahim Ibu mu.
Ternyata itu menandakan kelahiran normal tak kau inginkan anak ku...
Rasa was was dan gelisah menghantui ayahmu
Karena anggaran tak mencukupi ...
Jaminan sosial BPJS kesehatan program iuran perusahaan telah di nonaktifkan 9 Bulan yg lalu oleh pengusaha karena PHK sepihak yg di restui BPJS kesehatan.
Sementara Proses PHK  yg begitu lama karena Birokrasi yg bebal dan bodoh walau akhirnya anjuran sudinaker menganjurkan pengusaha mempekerjakan  ayah kembali.
Hak kesehatan adalah hak dasar yg di lindungi Undang Undang namun BPJS dalam pelaksanaan nya setengah  Hati untuk menghindari gejolak perlawanan kaum buruh Indonesia.
Anak ku kau lahir di saat ayahmu mengalami kesulitan hidup di antara jutaan kaum Buruh Indonesia.
Anak ku kau lahir di sambut tiupan Peluit dan keras nya tabuhan lonceng kerusuhan Politik SARA Â untuk memuaskan pesta pora nya kaum elit borjuasi memperebutkan kekuasaan demi perut si tuan Besar penguasa Bumi.
Dalam kantuk dan lelah ayah teringat 19 Tahun yang lalu ayah merasa  hebat  karena turut serta dalam  perjuangan menggulingkan Penguasa Otoriter Orde Baru namun hari ini ayah sadar bukan siapa siapa bahkan mengemis minta bantuan untukmu anak ku.
Anak ku kau Lahir di saat politik  Zaman sampah  berbentuk SARA yg sudah banyak merasuki alam pikiran orang orang linglung dan pada suatu saat pasti berubah jadi mesin penghancur zaman yg kejam ,penjarahan,pemerkosaan, dan bunuh bunuhan antara rakyat yg sedang di liputi kesusahan yg memuncak.
Anak ku kau lahir di tengah Tarif Daya Listrik yg Menggila, di saat Upah Buruh di batasi, BBM premium yg langka, Gas 3 Kg yg langka, Kebutuhan Sembako yg merangkak naik,berkuasa nya Rezim mulut manis  bertangan Represif dan yg paling menyakitkan hak ayah mendapatkan perlindungan dan penghidupan yg layak  di rampas  negara.
Jangan takut anak ku, lekaslah besar dan bertarung lah karena kamu Hidup di Alam Perjuangan antara penindas dan tertindas.
Anak ku, ayah sudah terlatih dan sudah biasa (kata kata yg selalu ayah ingat 19 tahun ketika para Aparat keparat menembak gas air mata dan peluru karet di semanggi) menghadapi serbuan dan serangan para penindas..
Ayah bangga dan selalu berusaha tegap,sabar  menyambut perubahan Zaman.
Salam dari Ayah anak ku.
19 Mei 2017
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H