Mohon tunggu...
kardinal danil
kardinal danil Mohon Tunggu... -

pengamat ekonomi dan politik

Selanjutnya

Tutup

Money

Seperti Mengejar Bayangan

19 Agustus 2016   16:30 Diperbarui: 19 Agustus 2016   16:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 By kardinal

Hari hari kerja adalah waktu yg membosankan yg harus di dilakonkan oleh buruh terutama untuk buruh yg sudah bekerja puluhan tahun yg mendapatkan upah gak jauh dari upah minimum yang status nya gak jelas kontrak seumur hidup tidak di ikutkan program Jamsostek/BJS karena pengusaha nya setengah bandit.

waktu awal bekerja alias masih bujangan terasa nikmat dan ada nilai prestise di mata keluarga dan teman teman.

namun siring berkembang nya waktu yg namanya buruh jg seorang manusia yg butuh pasangan hidup baik untuk memenuhi hasrat seksual ataupun kebutuhan melahirkan keturunan.

Bila beruntung moga moga mendapatkan pasangan hidup yg secara ekonomi mapan biar kedepan nya roda ekonomi tak terlalu menjadi masalah berat maklum berapa sich pendapatan seorang buruh

Apalagi hidup di kota yg biaya hidup tinggi,dari bayar kontrakan,listrik,air sandang, pangan bahkan transportasi yg mahal.

Ketika seorang buruh sudah berkeluarga beban pengeluaran alias biaya hidup bertambah beruntung untuk seorang buruh mendapatkan pasangan hidup yg bekerja ataupun secara ekonomi mapan alias dari kalangan atas.

Namun itu jarang terjadi biasa nya kalo buruh akan mendapatkan pasangan dari kalangan buruh jg,

Banyak contoh kalo artis biasa pasangan artis jg begitu juga bila ia anak pejabat biasa nya mendapatkan pasangan anak pejabat puls

Pada umum nya pasangan mapan alias orang orang kaya mendapatkan buah hati adalah berkah yg luar biasa bahkan kandungan yg baru seumur jagung pun di periksa ke dokter spesialis sebulan dua kali,makanan dan gizi si janin pun di perhatikan dari hari ke hari bahkan bulan.

Pada bulan tertentu di adakan selamatan dengan mengundang para sanak family dan tetangga
perlengkapan sang bayi di borong dari supermarket ternama di siap kan sebelum sang bayi lahir dan yang paling penting harta dan kekuasaan ini bisa di wariskan dan di lanjutkan oleh keturunan nya

kehidupan orang orang mapan ini berlainan 180 derajat dengan kehidupan kaum buruh yg hidup di cukup cukupin untuk anak pertama

Rasa bahagia mampu menutupi beban kesulitan ekonomi,kaum buruh akan bela belain gak ada di sulap menjadi ada.

Cara nya bisa berhutang ke sanak family maupun kawan kawan sekerja yg penting si jabang bayi selamat bahkan tenaga dan pikiran di curah kan kepadanya kebutuhan anak

Ibarat kata apapun di jual atau ngutang apabila berhubungan dengan kebutuhan pokok si bayi

Waktu terus berjalan perusahaan bertambah maju di tandai produksi atau pun distributor meluas menjangkau dari kota kota besar hingga kota kecil

Sementara gaji ataupun penghasilan kaum buruh tidak bertambah secara kualitas

di saat bersamaan kaum buruh  kebutuhan meningkat drastis dengan bertambah anak yg di ikuti bertambah nya biaya pendidikan dan kesehatan

Seakan waktu menjadi hakim terhukumnya kaum buruh menjalankan penderitaan yg begitu teratur

Seakan akan tidak ada jalan keluar untuk melepaskan penderitaan penyakit kemiskinan yang abadi menimpa seluruh kehidupan kaum buruh indonesia.

Akan kah ada jalan keluar nya di negara indonesia yg subur Kaya Raya ini?

#Peringatan 71 tahun Merdeka 1945-2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun