Mohon tunggu...
BEDAH BUKU
BEDAH BUKU Mohon Tunggu... Jurnalis - RUMAH ASIK

#alamdilema

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bisingan

15 Februari 2022   21:37 Diperbarui: 15 Februari 2022   23:39 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak sanggup mengucapkan, lalu berlari pada kesendirian
Hingga terjebak untuk membayangkan.
Mencoba untuk menggambarkan,
Agar sekedar menetapkan,
Dari pilihan rasa,
Yang sekian berwarna dan sekian bermakna.

Kadang aku harus bercerita, dalam diam, dalam kesunyian
Sebab rindu, yang menghantarkan ku, pada kesendirian.
Kau tak sebab mengerti,
Tapi coba untuk mengekspresi,
Menjadi perantara ku,
Pada ruang-ruang yang sepuh,
Mengharapkan ku?
Untuk mengerti atas jawaban-jawaban yang tak pasti.

Jika rindu hanya menjebak ku,
Pada ruang-ruang yang membuat ku kaku,
Dalam waktu-waktu yang tak menentu,
Biarkan alam yang menjadi sendi-sendi,
Air hanya jadi cara ku, untuk mengerti. Pantai hanya mewarnai untuk dimengerti,
Lalu gelombang sang ombak adalah kebisingan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun