Mohon tunggu...
Kardiaman Simbolon
Kardiaman Simbolon Mohon Tunggu... Lainnya - Menginspirasi

Apa yang kauperbuat bagi saudaraku yang paling hina ini, itu kau lakukan untuk Aku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Renungan Minggu Palma

2 April 2023   12:01 Diperbarui: 2 April 2023   12:17 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Yesus memasuki kota Yerusalem, Dia tahu bahwa akan ditolak, dihukum dan disalibkan oleh bangsanya, tetapi dia tetap pergi untuk melakukan kehendak Bapa.  Terjadi pergumulan yang hebat agar kehendak Bapa dapat terlaksana.  Hingga akhirnya ia berdoa, "Bapaku, jika cawan ini tidak mungkin berlalu kecuali aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu." 

Waktu ia memasuki kota Yerusalem, banyak orang membentangkan pakaian mereka di sepanjang jalan, sementara yang lain memotong ranting pohon dan menyebarkannya di sepanjang jalan dan mengeluk-elukkan Yesus sebagai raja. 

Mereka berteriak "Hosanna kepada Anak Daud!  Berbahagialah dia yang datang dalam nama Tuhan!  Hosana di surga tertinggi!"  Tapi keesokan harinya orang yang sama berteriak "salibkan dia, biarkan dia disalibkan".  Inilah contoh karakter manusia yang penuh kemunafikan dan kepalsuan. Dua hal ini adalah yang paling berbahaya di dalam sebuah komunitas, di dalam Gereja.  Yesus disalibkan untuk umat-Nya, untuk orang-orang yang memuji Dia.  Itu sebabnya Yesus sering mengkritik orang yang hidup dalam kemunafikan dan kepalsuan dengan sangat keras. 

Kita melihat sosok Yusuf dari Arimatea. "Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, dan membaringkannya di kubur barunya, yang telah dia pahat dari batu karang, dan, sambil menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur, dia menarik diri." Mat 27

 Yusuf dari Arimatea adalah seorang yang percaya sepenuhnya kepada Yesus, yang menjadi pengikut Yesus dalam diam.  Dia tidak muncul di depan umum, dia tidak banyak bicara, tetapi pada saat tertentu dia menunjukkan imannya.  Ia memeluk tubuh Yesus yang tak berdaya.  Ketika Yesus masih berjalan dan melakukan mujizat, banyak orang mengikutinya, tetapi ketika tubuhnya lemah dan terlihat menjijikkan, banyak orang berpaling darinya.  Jadi, setia seperti Yusuf dari Arimatea adalah tindakan iman yang lebih besar.  

Selamat merayakan Minggu Palma

Berkat dan kasih,

Rm. Kardiaman Simbolon, OCarm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun