Rintangan sudah pasti ada
Hadapilah semua dengan tabah
Juga dengan kebesaran jiwa
Begitulah raja Dangdut Indonesia menggabarkan kehidupan yang selalu harus dilalui dengan perjuangan dan doa. Dalam lagu "Perjuangan dan Doa" tersebut H. Rhoma Irama seakan berpesan kepada kita bahwa dalam setiap perjuangan pasti akan selalu ada rintangan yang menghalangi, dan cara terbaik melewatinya adalah hati selalu terpaut dengan Tuhan melalui Do'a dan ibadah. Â Namun demikian cara setiap orang dalam menghadapi setiap rintangan tersebut sangat bermacam-macam, tentu sangat ditentukan oleh tingkat keimanan bahkan keilmuan setiap individu manusia.
Sejarahpun  mencatat bahwa kemerdekaan yang kita rasakan saat ini adalah hasil perjuangan panjang para pejuang dalam merebut hak kemerdekaan sebagai bangsa dan Negara serta menusia tentunya. Manusia yang semenjak lahir sudah ada di Bumi pertiwi ini, bahkan hampir semua keturunannyapun berada di sini, baik yang sudah meninggal terlebih yang masih tinggal. Ketika bumi yang rakyat Indonesia tempati memiliki kekayaan melimpah, baik dari segi rempah-rempah pertambangan dan lainnya tentu itu adalah hak pribumi yang tak bisa dipindah tangankan begitu saja. Namun sejarah mencatat, kaum serakah telah merampas hak rakyat dengan paksa, mereka merebut banyak hal yang merupakan hak rakyat Indonesia.  Bahkan lebih dari itu, yang lebih membuat kita semakin geram adalah para penjajah itu bertindak seakan sebagai pemilik, menyuruh-nyuruh pemilik seakan dialah tamu yang punya rumah beserta isinya.
Kerja paksa atau yang lebih popular dengan sebutan kerja rodi, adalah sebuah gambaran nyata betapa tidak tahu dirinya para penjajah tersebut. Hal ini dikarenakan mereka sebagai tamu perusak selain telah mengambil banyak harta kekayaan pemilik rumah, ia pun telah menyuruh pemilik rumah bekerja keras dirumahnya sendiri, dimana hasil pekerjaan tersebut harus diserahkan untuk mereka.
Tentu dengan fakta semacam ini, berjuang sekuat tenaga untuk membasmi mereka yang tak tahu diri aadalah sebuah keniscayaan.
Meski penulis tak melihat langsung sejarah menderitanya bangsa ini oleh kaum penjajah, namun penulis sangat yakin saat itu pula banyak pribumi yang rela berkhianat pada bangsa dan Negara, bahkan keluarganya sekalipun hanya demi kesenangan hidup. Dua diantaranya adalah uang dan jabatan.
Tidak sedikit mereka yang akhirny a rela bermusuhan dengan keluarga bahkan mungkin sampai membunuhnya hanya demi iming-iming kesenangan hidup dari mereka manusia-manusia yang serakah yang sering kita sebut sebagai penjajah.
Hanya manusia-manusia yang memiliki kebesaran jiwa, iman dan harga diri yang tinggilah yang mau terus berjuang, kendati diiming-imingi gunung emas sekalipun. Mereka itulah yang akhirnya bisa membuat hidup kita tenang sekarang, bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya bahkan bisa membuat usaha sebanyak-banyaknya tanpa takut lagi akan ada meriam dan bom lagi.
Jangan Mau Jadi Boneka ! Karena Kita Manusia Bukan Boneka