Hal ini makin kuat penulis rasakan setelah mendengar seorang kiyai yang mantan misionaris suatu agama, sebelum menjadi mualaf beliau bercerita bahwa banyak makanan yang cara prosesnya tidak halal, seperti dalam penyembelihan misalnya, atau bahkan karena suatu produk tertentu sudah diberikan minyak babi didalamnya.
Berangkat dari cerita tersebut penulis akhirnya tidak lagi berani mengkonsumsi banyak produk yang beliau ceritakan mengandung minyak babi tersebut, bahkan tak jarang banyak makanan Favorite yang akhirnya lebih memilih ditinggalkan demi sebuah kehalalan.
Berangkat dari kisah diatas, sudah menjadi kewajiban bagi produsen suatu produk untuk meyakinkan kehalalan produk yang dijualnya pada konsumen dengan label halal. Â Bahkan legalitas kehalalan jika bagi seorang konsumenpun merupakan suatu kewajiban yang harus ada sebelum ia memutuskan untuk membeli suatu produk tertentu rasanya itu sangat wajar, terlebih jika melihat dampak buruk yang dapat ditimbulkan jika kita mengkonsumsi suatu barang haram.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H