Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Susahnya Air Bersih di Kamal 3 Setiap Kemarau Datang

22 September 2017   16:35 Diperbarui: 23 September 2017   07:27 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamal 3 merupakan salah satu dusun yang ada di Desa Kamal Kecamatan Larangan Brebes yang selalu langganan kerisis air bersih saat musim kemarau tiba.

Sebenarnya bukan hanya wilayah Kamal 3 saja yang mengalami krisis air bersih, beberapa dusun lain di Desa Kamal juga mengalami hal yang sama, namun biasanya yang lebih cepat mengalami krisis air bersih adalah dusun Kamal3.

Saya pribadi biasanya ngangsu mengambil air bersih ke Dusun Karangbokong yang berjarak sekitar 3 KM lebih dari dusun Kamal 3. Hari ini saya dibuat penasaran dengan cerita mertua saya yang katanya sejak dari pagi ngantri ngambil air di area sungai yang kering, namun sampai tengah hari begini belum juga dapat gilirn.

Berbekal rasa penasaran yang tinggi sayapun akhirnya pergi ke tempat mata air yang dimaksud. Panas yang menyengat tak menghalangi langkah saya untuk menuju ketempat tersebut, maklum saja dimusim kemarau Pukul 13:00 Wib matahari terasa lebih menyengat dari pada biasanya.

Dokumentasi DTTG
Dokumentasi DTTG
Hal yang tak biasanyapun terlihat, beberapa bekas galian sumur terpampang disepanjang perjalanan  saya, yaitu disekitar pelatar (sungai) yang kering. Bukan hanya itu  masuk ke area tersebut bau pun sangat menyengat, maklum saja di Desa masih banyak masyarakat yang menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar. Jadi tak perlu dijelaskan kenapa saya lebih memilih ngangsu jauh untuk mengambil air , terutama untuk keperluan minum.

Namun demikian, kakek dan mertua saya tak jarang  mengambil air ke mata air yang berada disungai tersebut tengah malam. Menurutnya itu lebih baik karena tidak terlalu lama mengantri seperti pada siang hari.

Akhirnya sayapun sampai ke mata air tersebut...

Tadaaaaa.....

Inilah penampakan mata air tersebut :

Dokumentasi DTTG
Dokumentasi DTTG
Saya piker banyak orang rela panas-panasan, bahkan bangun dari tidur malamnya untuk ambil air karena mata airnya besar. Ternyata mata airnya hanya seukuran ember, dan kalau diambilpun hanya mendapat air sekitar segelas air kecil. Waw.....lama sekali ya untuk mendapatkan air seemberpun, tak heran jika mata air ini menurut masyarakat selalu melayani masyarakat 24 jam nonstop. Wah .... Kaya mesin ATM saja bisa di ambil uangnya 24 jam nonstop.

Akhirnya sayapun bertanya pada warga yang sedang mengantri di mata air sakti tersebut (Bagaimana gak sakti bisa dipakai banyak orang , 24 jam nonstop :D).

"Kami sedang mengambil air untuk keperluan memasak dan mandi, mata airnya sangat kecil tapi hampir semua masyarakat sekitar menggunakan mata air ini. Saya pikir siang hari ini tidak ada yang ngantri tapi ternyata ngantri lama,tapi mau bagaimana lagi, hanya tempat ini yang jaraknya paling dekat,"  terang ibu Ceko .

"Hampir 24 jam mata air tersebut tak pernah sepi dari penduduk, saya kalau mengambil air biasanya diatas Pukul 23:00 WIB, selain karena lebih sepi yang ngantri, juga kalau siang hari di tempat ini baunya sangat menyengat. Sementara kalau pagi dan sore hari di mata air kecil ini puluhan orang yang mengantri, banyak ember berjejeran disekitar mata air tersebut," Ungkap Kasma (60).

Dokumentasi DTTG
Dokumentasi DTTG
Setelah itu tak juprat jepret, penampakannya pakai kamera, untuk kemudian pulang kembali ke rumah,

"Luar biasa juga perjuangan ibu-ibu itu," pikirku dalam hati. Bagaimana gak luar biasa coba, panas menyengat, air ngantri lama. Makanya tak ayal banyak yang lebih memilih ngantri dirumah sampai ada yang lewat ngasih tahu gilirannya mengambil air sudah tiba.

Semoga cerita saya ini bisa direspon pemerintah, untuk segera memberikan bantuan air bersih ketempat ini.

"Seharusnya ada bantuan pemerintah terkait krisis air bersih ini, minimal seminggu sekali," ungkap Maktub (54).

Kalau saya sih berharapnya pemerintah mau mengalokasikan dana untuk penggalian sumber air bersih, siapa tahu kalau di bor yang dalam disekitar pemukiman pendudukpun banyak sumber air bersih. Kan penduduk yang ngambil air bersih tidak harus menahan nafas  lagi kalau ambil air karena bau yang sangat menyengat :D .

Di hutan juga banyak sih sumber air bersih, kira-kira kalau pakai peralon/selang bisa gay a untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat.

Semoga saja tulisan ini dibaca pihak terkait terus bisa ditindak lanjuti....

Salam Kepedulian

Detatang - Kamal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun