Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Karena Ibadah Itu, Bukan untuk dinilai Makhluk-Nya

20 September 2017   09:13 Diperbarui: 20 September 2017   11:26 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh ia mas, coba mas temui wanita itu, dia dulu adalah germo pelacur. Coba mas tanyakan pada beliau kenal pa Syarif dimana. Saya tidak mau pa Syarif masih tetap dipandang hina oleh masyarakat".

Tanpa pikir panjang setelah berpamitan dan mohon izin darinya sayapun langsung menemui wanita tersebut dan akhirnya ngobrol panjang lebar.

Wanita tersebut menjelaskan kalau dia adalah germonya pelacur yang dulu sangat benci dengan pak Syarif.

"Dari dulu pak Syarif adalah langganan ditempat kami, beliau selalu menyewa kamar dan satu wanita ditempat kami, beliau biasanya lebih memilih orang baru untuk kemudian perlahan orang-orang lama.

Tapi anehnya setiap wanita yang habis ngamar dengan Pak Syarif, kebanyakan jadi insyaf dan mengundurkan diri dari pekerjaan kotor itu. Perlahan-lahan tapi pasti semua anak-anak saya hilang satu persatu. Meski saya bersih keras dan melakukan berbagai cara tapi ada saja cara merka untuk keluar, mulai dari kabur sampai pura-pura kencan diluar.

Pak Syarif memang pintar, beliaupun mendekati semua anak buah dan tukang pukul saya, sehingga mereka jadi begitu baik padanya dan merekapun perlahan-lahan meninggalkan tempat kotor itu, mereka lebih memilih pekerjaan lain.

Setelah semua anak buah saya keluar semua, pak Syarifun menemui saya dan menceramahi saya.

"pak kalau kau mau ceramah dimesjid saja", tukasku waktu itu.

Dengan santai pak Syarif menjawab "Ibu, orang-orang di Mesjid mereka sudah pasti ingin beribadah kepada Allah, tugas saya adalah mengembalikan orang-orang yang jauh dan menyimpang  dari ajarn Allah , untuk kembali ke Jalan-Nya.

Ketahuilah ibu, semua anak buah ibu sudah Insyaf mereka sekarang sudah bekerja dan mendapatkan rizki yang halal, mereka sudah dekat kembali dengan Tuhannya sehingga sekarang hidup dalam ketenangan dan kebahagiaan."

Begitulah pak Syarif beliau selalu menasehati saya yang kotor ini dengan lembut dan penuh kasih sayang, meski tak jarang saya bentak dan marahi ia. Terlebih setelah mengetahui misinya ngamar dengan anak buah saya hanya untuk menceramahi mereka, saat itu saya tak menaruh curiga karena setiap anak buah saya ngamar dengannya selalu memberikan setoran seperti biasanya bahkan tak jarang justru lebih. Penampilan pak Syarif yang seperti orang biasa bahkan terkesan brandal tak membuat saya curiga kalau dia adalah seorang ulama, bahkan mungkin masih keturunan wali, karena saat saya tak sengaja melihat KTP nya saya baru tahu nama lengkapnya adalah "MUHAMMAD SYARIF HIDAYATULLOH"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun