Mohon tunggu...
Arthur Karbela
Arthur Karbela Mohon Tunggu... -

Love~Ina

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jenius

29 Januari 2015   02:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:11 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JokowiJenius

Lucky, Trial and Error and Genius

Jokowi merupakan salah satu anak bangsa yang sangat beruntung. Time magazine menempatkan Jokowi sebagai figur Person of The Year. Itu artinya dunia mengakuinya sebagai new hope untuk presiden serta new hope untuk rakyat dan bangsa Indonesia.

Karirnya yang melesat sangat cepat laksana panah Arjuna dan bersinar cemerlang laksana mentari yang memberi kehangatan dan kehidupan yang damai.

Harapan yang demikian tinggi dan besar dari rakyat untuk membawa Indonesia menuju negara yang lebih demokratis, berdaulat dalam segala hal dan tentu adil makmur serta sejahtera merupakan tantangan Jokowi dan para pembantunya.

Arah kebijakan pembangunan Indonesia yang direncakan sejak awal semoga dapat diimplementasikan secara konsisten dan transparan, sehingga bisa membawa perubahan yang lebih baik buat rakyatnya.

Jokowi yang masih minim pengalaman untuk mengurus dan membangun Indonesia yang begitu luas dan besar pasti berusaha mendapat masukan dari para pembantunya sehingga trial dan error pasti akan dilaluinya sebagai tahapan untuk menambah pengalaman dan akan berusaha memperbaiki kinerja para menterinya yang sedang berkejaran dengan waktu dan keringat.

Walaupun sudah punya semangat kerja, kerja dan kerja tapi beberapa kritikan akhirnya disampaikan oleh politisi Gerindra Fadli Zon dan politisi PDI Perjuangan Effendi Simbolon.

Fadli Zon menilai dalam 100 hari kerja Jokowi, gebrakan yang dilakukan Jokowi tidak memberi dampak yang signifikan. Effendi Simbolon menilai pemerintahan Jokowi dijalankan tanpa sistem yang jelas. Kebijakan yang diambil Jokowi hanya bentuk reaksi atas peristiwa yang terjadi dan menurut Effendi juga bahwa Jokowi salah memilih para pembantunya dimana antara nahkoda dengan navigator serta kru tidak saling mengenal.

Memang penilaian diatas ada benarnya juga, tapi saya yakin Jokowi tidak akan tinggal diam dan akan terus melakukan evaluasi dan surveilans layaknya menghadapi sebuah kejadian luar biasa. Pengalaman empiris serta trial dan error dari pribadi Jokowi kita wajib beri ruang dan waktu karena penilaian yang demikan cepat dari para politisi bisa menjadi dorongan dan motivasi untuk Jokowi lebih cermat dan cerdas dalam bertindak.

Terakhir kita akan lihat bagaimana intuisi, kecerdasan serta kejeniusan Jokowi untuk dapat menyelesaikan pusaran politik tingkat tinggi dan rumit dalam menyikapi polemik antara calon Kapolri Komjen Budi Gunawan yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi serta Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.

Jokowi berulang kali mengingatkan agar KPK dan Polri harus saling terbuka, transparan dan menegaskan harus bebas dari intervensi dari pihak manapun. Disinilah kita mengharapkan kejeniusan Jokowi untuk mengelola konflik ketatanegaraan secara tegas, berani dan bertanggungjawab.

Dan tentunya masyarakat juga harus diajak belajar untuk dapat berdemokrasi secara cerdas, matang, jernih dan dewasa. Dan kita juga sebagai rakyat mestinya bisa menyikapi perkembangan intrik elit politik secara arif dan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun