Mohon tunggu...
Arthur Karbela
Arthur Karbela Mohon Tunggu... -

Love~Ina

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vagal

7 Februari 2015   03:05 Diperbarui: 4 April 2017   17:06 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vagal identik dengan Jagal

Apa kira-kira yang menjadi faktor risiko penyebab kematian terbanyak pada jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501?

Menurut analisa beberapa pengamat penerbangan mengatakan bahwa kecepatan jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 berada pada kisaran kecepatan 11.000 hingga 24.000 kaki permenit, maka waktu yang dibutuhkan pesawat jatuh dari ketinggian 36.000 kaki hingga sampai ke permukaan air laut hanyalah sekitar 1 sampai 2 menit saja.

Jadi dengan kecepatan jatuh yang demikian cepat maka sangat mungkin terjadi trauma benturan mulai dari kepala, leher, dada, perut hingga ujung kaki.

Salah satu penyebab kematian pada kasus kecelakaan AirAsia QZ8501 bisa diakibatkan oleh adanya refleks vagal. Refleks vagal merupakan refleks yang dihasilkan oleh karena adanya perangsangan terhadap nervus atau saraf vagus. Saraf vagus atau saraf kranial X adalah merupakan saraf terpanjang dari semua saraf kranial yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang artinya saraf yang mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang tidak di bawah kontrol secara sukarela, seperti gerakan saluran pencernaan, sekresi keringat dan denyut jantung.

Refleks vagal sangat mungkin terjadi bila pada daerah leher terjadi trauma. Dan refleks vagal dapat menjadi penyebab kematian hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Manifestasi dari refleks vagal ini beragam mulai dari yang ringan hingga berat yang meliputi adanya rasa cemas, nyeri kepala, keringat berlebihan, denyut jantung lambat, hipotensi, pingsan, terjadi irama jantung yang tidak beraturan hingga terjadi kematian mendadak akibat adanya henti denyut jantung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun