Mohon tunggu...
chidir amirullah
chidir amirullah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - blog karanganmangkak

belajar menulis sebagai jalan untuk mengawetkan inspirasi, yang siapa tahu ditemukan dan bermanfaat..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kemerdekaan adalah Tertawa

13 Agustus 2022   13:37 Diperbarui: 13 Agustus 2022   15:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto teater kolosal, koleksi pribadi.

Semarak. Begitulah kata yang paling jelas untuk menandai Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejak tanggal 1 Agustus, masyarakat Gresik mulai memberikan tetenger momentum bersejarah dengan memasang bendera di halaman rumah, menancapkan umbul-umbul, menggantung lampu hias, mengecat jalan, menghias gapura kampung, dan seterusnya.

Tentu semua dalam suasana guyub-rukun. Dengan kerelaan dan kesadaran. Kendati pun ajakan untuk pemasangan bendera tersebut, juga meluncur melalui surat edaran dari Pemerintah Kabupaten Gresik kemudian disosialisaikan oleh Pemerintahan Desa kepada seluruh warga kota Gresik.

Hingga tanggal 12, 13, 14 Agustus. Warga mulai bergeliat menyambut HUT RI dengan menggelar sejumlah perlombaan. Anak-anak, emak, bapak semua turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Lantas, bagaimana pantauan di lapangan? Di medan lomba---semua bergembira, tertawa lepas, berteriak membahana, cekikian dan terpingkal-pingkal. Semua adalah seikat pemandangan yang indah. Senyatanya, saya pun menuliskan ini dengan tertawa, hahaha..

Kerelaan dan keguyuban itulah sesungguhnya yang patut menjadi Poin of View. Betapa semua terlibat mensukseskan acara. Mulai dari rembukan membentukan panitia perlombaan, menentukan besaran iuran untuk hadiah lomba dan door prize hingga pembagian tanggungjawab atau tugas masing-masing.

Rasanya, tidak ada yang tidak proaktif. Seluruhnya berpartisipasi dengan semangat kolektif. Kecuali, memang masih ada juga satu-dua warga yang biasa saja, yang ndak heboh menyambut kemerdekaan. Saya menganggit orang yang demikian ini barangkali mewarisi si Mbah Buyutnya yang memang tidak berjuang merebut kemerdekaan. Jadinya anyep saja saat semua merefleksikan kemenangan dalam merebut kedaulatan republik ini.

Lalu jelang tiga hingga lima hari menuju peringatan detik-detik Pembacaan teks proklamasi oleh sang Proklamator Ir. Soekarno dan Bung Hatta, panggung hiburan seni dan budaya menggaung di seluruh pelosok desa.

Di Gresik sendiri, saya hampir bingung memilih akan ke mana pada tanggal 14 Agustus nanti. Pasalnya, hampir seluruh flyer (poster digital) menyuguhkan acara pementasan seni dan budaya berkalender sama.

Bahkan pada tanggal 17 Agustus malam hari, jalan penghubung jalur pantura dikabarkan akan dilakukan penutupan sementara. Karnaval tahunan yang sempat tertahan beberapa tahun karena pandemi, warga Desa Sembayat akan merayakan gelaran itu kembali.

Pada akhirnya, apa yang tersemat sebagai judul hingga sederet tulisan ini, tidak lebih dari menyambungkan cita-cita para Pejuang dan Pahlawan yang gugur merebut Kemerdekaan Republik Indonesia.

Para insan mulia itu, telah berjuang untuk melihat kita semua berbahagia, tertawa, saling guyub rukun sambil menggelar kebanggaan kita terhadap budaya negeri ini.

Maka untuk jasa para Pahlawan dan Pejuang Kemerdekaan RI yang dengan sungguh menyingkirkan belenggu penjajahan yang menebar rasa takut kepada generasi. Semoga berkenan menerima jariyah fatihah kami.
Al Fatihah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun