Ketua Lagaligo H. Tunrung menanggapi bahwa dirinya tidak bisa mengabulkan permintaan pada point 1 dan 2 karena sama sekali bukan kewenangan dan kapasitasnya melainkan kapasitas pemerintah, dan untuk point 3 tidak mungkin dilakukan kecuali pihak Gepak datang dan melakukan serangan.
Yang mengherankan dari kasus ini adalah begitu gencarnya issu yang terbangun Bugis-Dayak akan berperang, cerita ini banyak berkembang antara penduduk kota balikpapan dan kabupaten/kota tetangga bahkan hingga ke Banjarmasin Kalimantan Selatan, dalam pandangan penulis issu ini ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu untuk mengarahkan pertentangan ini menjadi isu sara seperti kejadian Sampit beberapa tahun lalu dan Tarakan beberapa bulan lalu.
Hal ini dapat lihat dari surat-surat tuntutan yang mengatasnamakan Forum Komuniasi Masyarakat Suku Adat Kalimantan namun aktualnya disaat demonstrasi di Kantor Pemerinta Balikpapan hanya mengekeksploitasi kelompok atau sebagian suku Dayak yang didatangkan jauh-jauh dari luar Kota Balikpapan dengan menggunakan konvoi kendaraan.
Pada faktanya ketika FKMaSAK bergerak dilapangan menurunkan atribut-atribut Lagaligo selalu mengatasnamakan Gepak. Artinya di kelompok Gepak pun sebetulnya tidaklah menyeluruh sependepat dengan issu tersebut atau minimal menghindari dituntut balik oleh Lagaligo karena sama-sama berstatus sebagai OKP/ormas/paguyuban dan lain-lain sehingga harus menggunakan nama FKMaSAK dalam administrasi Aksinya. .
Sementara Suku Paser, Banjar, Kutai cenderung tidak melibatkan diri secara komunal dalam persoalan tersebut walaupun kita tahu bahwa Balikpapan dihuni Awal oleh Suku Paser.
Kita tunggu perkembangan selanjutnya, semoga pemerintah, pihak keamanan tetap jeli dan tidak memberi ruang untuk terjadinya perang atas dasar isu sara di Balikpapan karena derita baru akan datang dan selalu membekas untuk kedua kubu yang bertikai dan selalu ada orang yang tidak terkait menjadi korban.
Perkembagan Ormas LaGaligo yang diteru oleh Gepak
per 12 Juli 2011
Setelah seteru kedua organisasi tersebut dimulai maka nama organisasi ini pun menjadi populer di Kalimantan khususnya Kota Balikpapan dan Sekitarnya.
Pasca Demonstrasi pada tanggal 4 Juli 2011, Kota Balikpapan kembali kondusif, aktivitas warga pun kembali berjalan seperti hari biasanya, semua kegiatan dikantor pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya, hubungan sosial antara penduduk kota pun bisa dikatakan hampir tidak terpengaruh dengan issu kerusuhan walaupun melalui media SMS dan jejaring sosial pembicaraan tersebut tidaklah hilang.
Demonstrasi yang dilakukan organisasi Gepak yang turun atasnama Forum Komunikasi Masyarakat Suku Asli Kalimantan ternyata tidak terhenti, hal ini bisa dilihat pada hari selasa tanggal 12 Juli 2011, organisasi datang ke Kantor-kantor Pemerintah Kota Balikpapan. tuntutanpun tidak berubah yaitu Bubarkan Ormas LaGaligo, Turunkan dan pecat Andi Burhanuddin Solong dari Kursi Ketua DPRD Kota Balikpapan berikut Anggota DPRD di Kaltim yang terlibat dalam ormas LaGaligo.