Mohon tunggu...
Kartoyo Sk
Kartoyo Sk Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Serahkan PSSI kepada Mantan Pemain

23 Oktober 2016   10:20 Diperbarui: 23 Oktober 2016   17:09 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor PSSI saat disegel. Kompas.com

Dari data ini akan dirangkum dengan data lainnya, sehingga bukti secara hukum bisa lengkap dan otentik.

Selain itu, Zuhairi juga mengatakan, pihaknya akan mengaudit tentang terjadinya sepakbola gajah (pengaturan skors) di PSSI yang sudah lama berlangsung, tetapi belum terbongkar. Intinya, kata Zuhairi, mereka akan membongkar semua yang tidak beres yang membuat perkembangan sepakbola di Indonesia tidak maju dan malah merosot.

Zuhairi juga mengatakan, demi kemajuan sepakbola Indonesia Presiden Jokowi akan membangun 1000 lapangan sepakbola di daerah-daerah. Tapi sayang, janji Zuhairi membongkar kekusutan di PSSI sampai kini tidak ada kelanjutannya. Begitu pun soal 1000 lapangan sepakbola di seluruh Indonesia.

Sebagai orang yang mencintai sepakbola, saya tidak mengerti kenapa negeri sebesar Indonesia bisa kalah dari negeri-negeri kecil seperti Kamerun, Pantai Gading, Kongo, Liberia, Nigeria dan sebagainya. 

Yang lebih menyakitkan, sepakbola kita kini hampir ketinggalan dari Myanmar, Kamboja, Singapura dan Malaysia yang dulu sering menjadi lumbung gol striker Indonesia. Dalam waktu singkat persepakbolaan mereka maju pesat. Mereka bukan hanya mampu mengejar prestasi, tapi juga mampu menggilas timnas Indonesia. Dan bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan Timor Leste yang sekarang kualitas permainan mereka di bawah timnas Indonesia, akan menggilas timnas Indonesia di kancah internasional.

Jadi, kalau pada kongres PSSI kali ini yang terpilih dari kalangan politisi lagi, jangan harap sepakbola Indonesia bisa berprestasi di tingkat dunia. Karena kemungkinan besar mereka tidak akan mencurahkan segala pikiran dan raga mereka secata total untuk memajukan sepakbola nasional, tapi lebih mengedepankan kepentingan politik mereka. Apalagi, dua tahun ke depan bangsa ini akan menyelenggarakan pemilu dan pilpres serentak.

Dengan demikian, bisa dibayangkan, sebagai pecinta sepakbola Indonesia, kita akan terus gigit jadi di setiap event-event internasional. Dan anak anak kita akan terus memuji dan memuja pemain-pemain sepakbola dari negeri orang. Mereka akan terus memuja Leonal Messi, Ozil atau Cristiano Ronaldo. 

Mereka tidak akan punya kesempatan memuji dan memuja Evan Dimas, Ilhamudin Armain dan Maldini Pali, karena gol-gol mereka ke gawang lawan. Mereka juga tidak akan berkesempatan mengagumi kepiawaian pelatih Rahmat Darmawan, Indra Sjafri atau Benny Dolo dalam meracik sebuah timnas yang tangguh.

Begitulah adanya. Mungkin ini sudah takdir sepakbola nasional Indonesia. Hanya Tuhan yang tahu.

Tapi, jika pemerintah dan insan persepakbolaan negeri ini punya keinginan serius memajukan sepakbola nasional, beri kesempatan para mantan pemain seperti Ricky Yacob, Rahmat Darmawan, Anjar Asmara, Herr Kiswanto, Robby Darwin dan lain-lain untuk berkompetisi merebut kursi ketua umum PSSI. Toh kongres diundur sampai 10 November, masih ada waktu untuk memasukan nama-nama mereka sebagai calon ketua umum PSSI.

Buat aturan yang ketat terkait dengan money politics, libatkan langsung KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) untuk memantau kemungkinan terjadinya politik uang dalam kongres PSSI nanti. Jika ada yang terbukti, tangkap dan adili. Itu, kalau KPK memang benar-benar ingin memberantas korupsi di segala sektor. Tapi kalau KPK pilih-pilih dalam melakukan pemberantasan korupsi, misalnya hanya membidik anggota DPR atau DPD-RI, maka rakyat akan mempertanyakan keseriusan KPK. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun