Kerajaan Allah
Kerajaan Allah diwujudkan Yesus melalui sabda-Nya dan karya-Nya. Kerajaan Allah bukan soal tempat atau lingkup kekuasaan, malainkan diri Allah sendiri yang melalui Yesus Kristus datang ke dalam sejarah manusia untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa dan kematian. Yesus menuntun manusia menuju kepenuhan hidup yakni keselamatan kekal. Dia datang untuk membawa kehidupan kepada manusia (Yoh 10:10).
Menurut Helmut Merklein (ekseget Jerman), istilah Kerajaan Allah terutama dilihat sebagai perwujudan aktif kuasa Allah. Kerajaan Allah adalah sesuatu yang Maha agung yang sedang bertindak aktif. Pembicaraan tentang Kerajaan Allah di sini bukanlah menyangkut sebuah ruangan atau sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang aktif dinamis yang menunjuk pada perwujudan Kerajaan Allah itu sendiri. Sifat dinamis istilah Kerajaan Allah rupanya menjadi alasan utama mengapa Yesus menggunakannya sebagai tema sentral pewartaan eskatologisnya.[12]
Kerajaan Allah tampak dalam sabda, karya, dan kehadiran Kristus. Kerajaan itu tampil dalam pribadi Kristus yang datang untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang. Gereja merupakan benih dan awal mula Kerajaan itu di dunia. Gereja juga berharap agar kelak dipersatukan dengan Rajanya dalam kemuliaan.[13]
Sabda Yesus
Yesus memulai kegiatan-Nya di suatu daerah terpencil yaitu Galilea. Ungkapan Kerajaan Surga hanya dipakai dalam Injil Matius. Penginjil lain menggunakan ungkapan Kerajaan Allah. Kerajaan Surga memiliki arti yang sama dengan Kerajaan Allah.[14]
Dalam memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah, Yesus kerap menggunakan perumpamaan.  Perumpamaan digunakan Yesus agar pewartaan dan ajaran-Nya dapat dimengerti. Melalui perumpamaan Yesus menekankan hubungan antara Kerajaan Allah dan usaha manusia. Sejatinya Kerajaan Allah mempunyai dua aspek yakni rahmat Allah dan usaha manusia. Rahmat Allah dan usaha manusia untuk mencapainya merupakan dua  unsur dari Kerajaan tersebut. Dikatakan sebagai rahmat Allah karena Kerajaan itu adalah anugerah bagaikan penemuan mutiara indah (Mat 13:45-46). Dikatakan memiliki segi usaha manusia karena Kerajaan Allah itu dipercayakan kepada manusia untuk dikerjakan. Manusia harus berbuat sesuatu dengannya. Praktik hidup manusia harus memiliki persesuaian dengan Pemerintahan Allah.[15]
Sabda bahagia yang berasal dari Yesus dilatarbelakangi oleh datangnya Kerajaan Allah. Sabda bahagia ditujukan kepada orang miskin, orang lapar, dan orang menangis. Kata "bahagia" menjadi inti sari sabda bahagia. Di satu pihak dengan Sabda bahagia mau menyatakan bahwa Kerajaan Allah sudah terasa sekarang ini. Di pihak lain, Kerajaan Allah belum selesai dan kepenuhannya dinanti-nantikan. Terdapat ketegangan antara "sudah" dan "belum". Artinya, masa depan sudah mulai tetapi belum sempurna.[16]
Karya Yesus
Terdapat kesatuan antara sabda dan karya Yesus. Perkataan Yesus tampak dalam perbuatan-Nya. Arti dari perbuatan-Nya diberitahukan dalam perkataan-Nya. Ia mengatakan apa yang dikerjakan-Nya dan mengerjakan apa yang dikatakan-Nya.
Yesus mengerjakan mukjizat dalam mewujudkan pemerintahan Allah. Mukjizat merupakan peristiwa-peristiwa yang dengan amat jelas memperlihatkan kuasa Allah yang menyelamatkan. Hal itu menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya menyampaikan kabar yang menggembirakan tetapi Ia sendirilah Kabar Gembira. Mukjizat Yesus bersifat altruistis, artinya Ia membuat mukjizat dengan kekuatan-Nya demi kepentingan orang lain (demi pemberitaan Kerajaan Allah kepada mereka) dan tidak untuk menguntungkan diri-Nya.[17]