Mohon tunggu...
Dony Ind
Dony Ind Mohon Tunggu... wiraswasta -

entah, \r\nentahlah siapa aku............\r\nyang kutahu isteriku senantiasa mengutukku, "God Verdomme Zich!"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahaya Laten

14 Oktober 2016   22:05 Diperbarui: 15 Oktober 2016   07:58 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam suwung. Gung liwang-liwung.Gerimis.Mistis.Lamat kudengar Gendhing Bedhaya Ketawang. Air mataku menetes-tetes. Kupunguti satu persatu. Kutandon dalam cawan emas. Kuraih sehelai bulu angsa emas. Kutorehkan pada suwungnya malam agar Yang Agung di singgasana langit membacanya.

“Biarkanlah saat ini hanya menjadi sesuatu yang laten. Nanti, kelak suatu saat nanti, pada sebuah lereng kaki gunung, aku ingin seperti daun yang menguning dan mengering. Kemudian terhempas luruh ke tanah menjadi humus tanpa kepedulian siapapun”.

Kau tahu,

Daun yang jatuh tak pernah dan tak akan mendendam ataupun membenci angin. Ia biarkan dirinya luruh sedemikian rupa berbaur bersama sampah. Ia tak melawan. Ia tak kesakitan. Ia pasrah dan tersenyum. Semusim kemudian, ia menjadi humus penyubur kehidupan.

~Kintun sungkem “rock n roll” kagem Gusti Kang Dumadi pada akhir September 2016~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun