Mohon tunggu...
Dony Ind
Dony Ind Mohon Tunggu... wiraswasta -

entah, \r\nentahlah siapa aku............\r\nyang kutahu isteriku senantiasa mengutukku, "God Verdomme Zich!"

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

“Infiltrasi” dan “Invasi” Seni Budaya Dunia melalui Ekonomi Kreatif

12 November 2014   08:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:01 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_374476" align="aligncenter" width="624" caption="Perajin patung menyelesaikan pembuatan patung dari batu padas di Batubulan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali, Minggu (8/5/2011). Batubulan dan Singapadu di Kecamatan Sukawati menjadi sentra pembuatan patung khususnya dari bahan campuran semen dan batu paras serta batu padas. Patung-patung tersebut diekspor hingga ke mancanegara. (KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)"][/caption]

1980. Alvin Toffler mengemukakan mengenai 3 (tiga) peradaban perekonomian; [1]Ekonomi Pertanian, [2]Ekonomi Industri, [3]Ekonomi Informasi. Kemudian Toffler melakukan ‘penerawangan’ bahwa ada satu lagi peradaban perekonomian (yang ke-4), yaitu, Ekonomi Kreatif yang merupakan kegiatan ekonomi yang bersumber pada kreativitas.

2008. Di NKRI, ekonomi kreatif mulai didesain kira-kira pada tahun tersebut oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun sungguh disayangkan karena perjalanan ekonomi kreatif (kecuali batik) dari tahun 2009 hingga 2014 hanya mampu berjalan pada tempat yang sama. Tingkat keseriusan para pemangku kebijakan & pihak yang berkompeten merupakan faktor penentu bagi kehidupan ekonomi kreatif. Andai saja kita mempunyai tingkat keseriusan 100% maka akan berdampak pada; [1] terciptanya lapangan kerja yang diiringi dengan peningkatan pendapatan masyarakat, [2] peningkatan arus devisa [3] pengenalan keragaman budaya & lokalitas yang nantinya mampu melakukan ‘infiltrasi’ seni budaya terhadap dunia global.

2015. Keniscayaan ekonomi kreatif haruslah kita ‘meriahkan’ dengan seksama. Semua lini ekonomi kreatif (seni rupa & desain, seni pertunjukan, seni musik, seni fotografi, sastra, animasi serta permainan interaktif, kerajinan, kuliner, dll.) wajib kita eksplorasi dengan berpijak pada akar budaya NKRI guna menguasai pasar global. Semua bisa diwujudkan karena kita mempunyai sumber daya manusia yang mumpuni dengan tingkatan kreativitas yang berlimpah ruah.

14157283641174792136
14157283641174792136

Langkah strategis terkait ekonomi kreatif yang bisa ditempuh adalah:

[1] Mematok target pasar sasaran sebesar minimal 60 persen untuk pasar mancanegara sedangkan sisanya untuk kebutuhan pasar domestik. Prosentase terbesar (60 persen) haruslah pasar mancanegara karena berangkat dari keinginan untuk menguasai industri kreatif secara global

[2] Mengoptimalkan peran negara melalui perwakilannya di luar negeri (dalam hal ini merupakan bidang garap Konsulat Jenderal yang menangani permasalahan hubungan antarnegara yang bersifat nonpolitis). Negara hendaknya mewajibkan setiap kedutaan membangun serta menghidupi Pusat Kebudayaan NKRI pada masing-masing negara yang bersangkutan, sebagaimana: Erasmus Huis (Belanda), Goethe Institute (Jerman), Istituto Italiano Di Cultura, Centre Culturel Francais , dll. Pusat Kebudayaan NKRI di luar negeri harus selalu ‘hidup’ dan senantiasa diisi agenda-agenda promosi industri kreatif yang berkualitas. Pusat Kebudayaan tidak boleh ‘mati’ akibat sepi pengunjung seperti sejumlah museum yang ada di Tanah Air.

[3] Menajamkan peran BUMN via Corporate Social Responsibility (CSR). Fungsi CSR wajib diseriusi, tak boleh asal-asalan. Sebagaimana kita ketahui bahwa semua BUMN setiap tahunnya diwajibkan mengalokasikan dana untuk pos CSR sebesar 2 persen dari laba bersih. Segala macam bentuk bantuan (finansial maupun pelatihan) harus tepat guna dan wajib diawasi secara ketat-melekat. Tak jarang dalam melaksanakan fungsi CSR, oknum petugas BUMN yang berada di lapangan sekedar bagi-bagi dana, mencatat data & mendokumentasikannya kemudian menyusun laporan kerja untuk atasannya. Setelah itu mbuh ora weruh!

[4] Mencari SDM berbakat & karya (produk) hingga ke seluruh pelosok nusantara yang potensial serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (bukan hi-cost economic). Apabila ditemukan individu penuh bakat potensial dan atau produk unggulan di suatu daerah tertentu, pemerintah wajib memantau, memfasilitasi, mengangkat serta melindunginya dengan HAKI. Tentunya semua harus dibalut dengan profesionalisme.

[5] Para pemangku kebijakan bahu-membahu menjalin kerja sama lintas sektoral untuk menunjang aktivitas ekonomi kreatif dalam negeri salah satunya dengan jalan membuat aturan; bahwa setiap wisatawan mancanegara wajib mengunjungi tempat-tempat tertentu yang telah ditetapkan, seperti menyaksikan pertunjukan Sendratari Ramayana di Candi Prambanan apabila mereka visit di Yogyakarta.

[6] Memperbanyak pendidikan dan program-program kejuruan serta kantung-kantung seni budaya (termasuk ruang publik untuk sarana ekspresi & apresiasi) yang bisa mempercepat iklim pertumbuhan ekonomi kreatif.

12 November 2014. Kegiatan ekonomi kreatif merupakan sebuah aktivitas yang menghasilkan kesatuan ide dan bentuk, ia tidak sekedar melakukan hal-hal yang berwatak rutin dan berulang belaka. Dengan demikian ekonomi kreatif harus digarap secara cermat, akurat dan  profesional.

Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan ragam budaya adiluhung, kita mampu untuk melakukan 'infiltrasi' kemudian '‘invasi’ kebudayaan terhadap dunia. Sehingga, di luar permasalahan devisa, akan menjadikan NKRI sebagai barometer kebudayaan dan peradaban dunia. Kepripun Pak Presiden dan Pak/Bu Menteri? Jangan kalah dengan negara lain di seluruh penjuru mata angin apalagi Korea Selatan. Namaste.

[12.11.14]

14157285821175143593
14157285821175143593

14157281501805750148
14157281501805750148

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun