Mohon tunggu...
Kanzi Pratama Artananda Naufal
Kanzi Pratama Artananda Naufal Mohon Tunggu... Lainnya - Salam hangat.

Hobby menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Dunia Pendidikan Selandia Baru Menghadapi Covid-19

24 Januari 2021   07:00 Diperbarui: 24 Januari 2021   07:20 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selandia Baru merupakan salah satu negara yang menerapkan tiga sistem tingkatan pendidikan yaitu pendidikan dasar,  pertama, menengah atas dan tersier seperti universitas maupun politeknik. Selain itu, tahun akademik di Selandia Baru juga berbeda dimana tahun akademik sekolah dasar dimulai sejak awal Februari sampai dengan pertengahan Desember; sekolah menengah dan politeknik dimulai sejak akhir Januari sampai dengan akhir November atau awal Desember dan universitas dimulai sejak akhir Februari sampai dengan pertengahan November. 

PISA (Programme for International Student Assessment) pada 2009, menyatakan bahwa Selandia Baru berada di peringkat ketujuh terbaik di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan dan membaca serta menduduki peringkat ketigabelas dalam bidang matematika. Selandia Baru secara konsisten berada di urutan negara terbaik di dunia menurut The Education Index yang merupakan Divisi Pengembangan Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Berkenaan dengan situasi dan kondisi dunia yang tengah dikepung Covid-19, Selandia Baru pun tidak luput dari wabah besar ini. Kasus pertama terkonfirmasi Covid-19 terjadi pada 28 Februari 2020 oleh seorang warga negara Selandia Baru di Auckland yang tiba setelah melakukan perjalanan dari Iran. 

Perkembangan angka Covid-19 terus bersifat dinamis dan tentu mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambil. Misalnya pada bulan April, Perdana Menteri Jacinda Ardens telah mencabut lockdown level 4 dan menggantinya dengan lockdown level 3 atas dasar nol kasus positif Covid-19. 102 hari kemudian atau tepat pada bulan Agustus diterapkan kembali karantina wilayah setelah terindentifikasi empat kasus baru Covid-19 khususnya di Auckland. Sampai bulan Agustus tercatat 1.220 kasus positif Covid-19 dengan 22 kematian.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Chris Hipkins menguraikan bahwa kesehatan, keamanan dan kesejahteraan merupakan prioritas utama pemerintah selama Covid-19 serta memastikan seluruh warga Kiwi tetap berada di rumah. Walaupun begitu pemerintah tetap mengizinkan orang-orang yang bekerja di sektor esensial untuk tetap bekerja. 

Lebih lanjut, Chris menambahkan satu bulan sebelumnya mengumumkan pengecualian kepada pemegang visa sementara maupun mitra dari Selandia Baru. Pengecualian ini adalah untuk mengimbangi peran vital pendidikan internasional untuk memulihkan dan membangun Selandia Baru untuk terus berjuang melawan pandemi. 

Secara resmi, Selandia Baru membuka kesempatan kepada masyarakat dunia untuk menempuh pendidikan di Selandia Baru. Dengan begitu, pada bulan November pelajar pertama mulai tiba dan mencapai puncaknya di awal tahun baru. Dibukanya pendidikan internasional di Selandia Baru merupakan langkah awal yang baik dan tentu diiringi pengecualian-pengecualian kepada sektor esensial. Terakhir, Menteri Chris Hipkins menyampaikan jika pemilik gelar PhD dan pascasarjana memberi kontribusi signifikan pada dunia pendidikan Selandia Baru serta meningkatkan semangat dan reputasi dalam menghadapi persaingan global.

Jadi, kasus Covid-19 di Selandia Baru tergolong rendah karena Selandia Baru merupakan salah satu negara terakhir yang terdampak Covid-19 sehingga pemerintah dapat mempelajari dan mengambil langkah strategis didukung oleh beberapa faktor pendukung seperti kebijakan atau peraturan yang bersifat ilmiah, koordinasi pemerintahan pusat dan daerah yang baik, arus informasi media mainstream yang terverifikasi berjalan lancar dan pokok dari keseluruhan faktor sebelumnya adalah dukungan masyarakat dalam melawan pandemi dengan mematuhi segala kebijakan yang diterapkan. 

Akibatnya perkembangan Covid-19 di Selandia Baru cenderung landai sehingga mempengaruhi kebijakan yang ditempuh lebih longgar namun tetap dengan pengawasan ketat. 

Contohnya, pencabutan lockdown level 4 menjadi 3 karena kasus Covid-19 di Selandia Baru mengalami penurunan. Guna memulihkan dan membangun Selandia Baru, masyarakat internasional sudah dapat melanjutkan studi di Selandia melalui pendidikan strata 1 dan strata 2 Baru dalam upaya memberi kontribusi yang signifikan pada dunia pendidikan Selandia Baru untuk menghadapi persaingan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun