Mohon tunggu...
Kanza Khairunisa
Kanza Khairunisa Mohon Tunggu... Relawan - Siswi🧕🏻

And whatever you spend of anything (in Allah's cause). He will replace it. And He is the Best of providers (34:39) I'm trainee of Allah's deen🐇

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Chapter One: Life Goal

27 November 2020   17:48 Diperbarui: 27 November 2020   17:56 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seringkali kita sebagai manusia perlu diingatkan terus menerus tentang apa tujuan hidup kita, untuk apa kita diciptakan, dan ke mana setelah kita mati?

Hati terkadang mengeras seiring waktu karena jarangnya mendengar nasehat. Kebutuhan telah terpenuhi namun ada saja sesuatu yang membuat kita gelisah bahkan kosong. Kenapa? Karena dosa-dosa yang selama ini kita perbuat dan kita yang sudah lupa memberi asupan ruh kita.

Urusan dunia tak ada habisnya. Unlimited. Infinitiy.

Mengejar dunia tak akan ada puasnya.

Sukses, kaya, gaji mumpuni? Itu bukanlah tujuan hidup.

Lalu, apa sih tujuan hidup kita?

Mencari ridha Allah Swt.

Untuk apa kita diciptakan?

Untuk beribadah kepada Allah Swt.

Terus, setelah mati kita ke mana?

Menuju kehidupan yang kekal, Darul Akhirah.

Kita berasal dari Allah dan kembali kepada Allah.

Kalau kita terus berpikir, ternyata kita tak ada apa-apanya, tak ada daya dan kuasa, tak ada satu pun yang milik kita. Pengetahuan kita tak bisa dibandingkan dengan pengetahuan Allah. Allah tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Syariat Allah tidak pernah salah.

Tapi salahnya kita sebagai hamba yang kadang masih pilih-pilih dengan syariat-Nya.

Memangnya, kita siapa sih? Kita hanya hamba.

Derajat yang paling lemah, tapi kita masih saja merasa sok tahu tentang apa yang terbaik buat kita.

Seringkali kita lupa akan posisi kita sebagai hamba. Fokus kita berubah menjadi dunia, materi, dan eksistensi. Jalan kita tak lagi lurus. Kadang tergoda berbelok ke kanan ke kiri. Angan-angan semakin tinggi setiap harinya seakan bisa memastikan bahwa kita masih hidup di dunia kedepannya.

Tugas kita sebagai khalifah di bumi terbengkalai. Apa yang ditakutkan Malaikat benar, bahwa tangan-tangan manusia dan hanya tangan-tangan manusia-lah yang bisa merusak bumi.

Astagfirullaha wa atuubu ilaih.

Memang manusia harus terus diingatkan tentang fitrahnya.

Manusia harus terus disadarkan tentang pentingnya bersyukur. Bersyukur bahwa kita masih diberi waktu untuk bermuhasabah diri, beribadag, meluruskan tujuan. Dan yang terpenting menambah amalan kita.

"Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara." (H.R Bukhari no. 6416)

"Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut meninggalkannya." (H.R Tirmidzi no. 2551)

Ya Allah Yang Maha Membolak-Balikkan Hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun