Mohon tunggu...
kanya suryadewi
kanya suryadewi Mohon Tunggu... -

Senang membaca buku, bekerja di toko buku dan senang menulis. Seseorang yang bercita-cita menjadi Carrie Bradshaw. Bisa diajak berbincang di kanyacirga@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Tidak Ramah Perempuan

5 Februari 2019   16:45 Diperbarui: 5 Februari 2019   17:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kasus Agni berakhir damai !

Saya geram sekali dengan berita ini. Semakin hari ada saja berita tentang kasus pelecehan yang dialami oleh perempuan. Dan semakin hari bukan subjek yang disalahkan tapi objeknya yang disalahkan. Entah disalahkan karena gaya berbusana, entah perilaku. Dan bukannya melindungi kami, anggota DPR yang terhormat sana masih saja entah melakukan apa tetap tak bergeming untuk mensahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.

*

Ada apa dengan negeri ini Ya Tuhan?

Apakah yang hanya boleh mendapatkan keadilan hanya pihak laki-laki?

Apakah yang hanya boleh mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan hanya pihak laki-laki?

Apakah salah jika kami berkata tidak dan menolak ajakan mereka?

Apakah salah jika kami bukanlah perempuan penurut seperti kata para perempuan penurut di luaran sana?

Kami bukanlah mereka yang hanya mau diam di dapur, membahagiakan di dapur dan berbasah ria di sumur.

Kami juga punya perasaan, hati dan perasaan yang pantas bahagia seperti kalian.

Kami hanya ingin menuntut tanggung jawab kalian dan penis kalian. Tanggung jawab kalian dan nafsu kalian.

Tubuh kami ini bukanlah taman bermain. Tubuh kami bukanlah saluran pembuangan kalian. Tubuh kami adalah teritori kami.  

Kami juga berhak memberikan tubuh kami kepada siapapun yang kami ijinkan memakainya. Kami pun juga berhak untuk tidak memberikan tubuh kami kepada siapapun yang tidak kami ijinkan memakainya.

Sama seperti kalian, kami pun berhak menuntut rasa bahagia.

Dengan minta maaf, dengan menikahi kami, dengan memenjarakan kami, derajat kalian tidaklah lebih besar. Kalian malah terlihat lebih rendah dari sebelumnya.

Kami tidak butuh maaf kalian.

Kami tidak butuh janji kalian di depan penghulu.

Kami tidak butuh pembelaan kalian di depan hakim yang terhormat.

Kami hanya butuh tanggung jawab kalian. Sebagai laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun