PiruÂ
- Salak Merah Riring yang merupakan salah satu kultivar salak yang merupakan tanaman asli Maluku menjadi perhatian Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, pasalnya salak merah yang tumbuh dan hanya ditemui di Kabupaten Seram Bagian Barat ini bersifat khas secara botanis dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.Melalui Kanwil Kemenkumham Maluku dalam hal ini Subbagian Pelayanan Kekayaan Intelektual yang dikoordinir oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia Ernie Nurhayanti mewakili Kakanwil Kemenkumham Maluku M Anwar N melakukan koordinasi kepada instansi terkait untuk tindak lanjut atas surat DJKI tentang Permohonan Indikasi Geografis Salak Merah Riring tersebut.Â
Dalam keterangannya kepada tim Humas Kanwil Kemenkumham Maluku, Yanti menerangkan bahwa koordinasi ini dilakukan dengan Pemerintah Daerah Seram Bagian Barat dan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Senin (13/02) untuk menginventarisasi Potensi Kekayaan Intelektual Komunal di Kabupaten Seram Bagian Barat.Â
"Koordinasi ini dalam rangka tindaklanjut atas surat DJKI atas Permohonan Indikasi Geografis Salak Merah Riring juga sekaligus menginventarisasi Potensi Kekayaan Intelektual Komunal di Kab. SBB," terang Yanti.Â
Sebelumnya, Pemerintah Daerah Kabupaten SBB telah melayangkan permohonan Indikasi Geografis atas Salak Merah Riring ini, hanya saja mendapati kendala yakni adanya kekurangan atas beberapa poin yang dipersyaratkan.
Setelah dilakukan bincang-bincang panjang, perwakilan Kabupaten SBB menyanggupi dan akan memnuhi kekurangan atas kelengkapan persyaratan permohonan IG Salak Merah Riring sesuai Surat Direktur merek dan Indikasi Geografis.Â
"Setelah melakukan koordinasi dengan Balitbangda Kab. Seram bagian barat, kami bersama tim telah melakukan inventarisasi potensi KI di seluruh wilayah Kab. SBB dan menemukan banyak sekali potensi KI disini, harapan saya kedepannya akan ada MOU/PKS antara Kanwil Kemenkumham Maluku dengan Kab. Seram Bagian Barat tentang KI," tandas Kadiv Yankumham. (Humas/AI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H