Mohon tunggu...
KANTO SUWITO
KANTO SUWITO Mohon Tunggu... Guru - GURU DKI JAKARTA

Disiplin itu Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdifrensiasi

18 September 2022   01:06 Diperbarui: 18 September 2022   01:15 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Berdifrensiasi

            Oleh : Kanto Suwito


"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin."

(Ki Hajar Dewantara)

Karakteristik yang unik pada diri setiap siswa akan membawa sebuah kesitimewaan yang sangat berharga, setiap siswa memilki karakerteristik yang berdeba dan tidak dapat diperlakukan sama antara satu dengan lainnya, mereka seharusnya merdeka dalam belajarnya untuk dilibatkan dalam mengeksplorasi pendidikan untuk mencapai tujuan hidupnya dimasa depan.

Seorang guru sebagai pendidik yang memilki peran penting dalam pembelejaran yang berpihak pada siswa harus mampu mendorong dan memikirkan tindakan yang bermakna untuk memperlakukan siswa sesuai dengan kebutuhannya. Dalam hal ini seorang guru bukan memperlakukan siswa yang berbeda berdasarkan siswa yang cerdas dan tidak cerdas, namun mampu mengakomodir perbedaan yang dimilki setiap siswa dan memperlaukannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswanya.

Mengambil posisi kontrol sebagai seorang manager yang dapat memahami kebutuhan siswa dengan baik, serta dapat megidentifikasi kelebihan dan kekurangan setiap individu yang dimiliki oleh siswa, dan menemukan strategi, media pembelajaran yang sesuai dengan profil belajar dan menentukan tujuan belajar dengan jelas antara siswa dan guru, inilah makna dari pembelajaran berdiferensiasi.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah sebuah cara dalam pembelajaran yang sangat berpihak kepada siswa. Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus sudah melaksakanan pemetaan.

Pembelajaran berdifrensiasi memilki tujuan yang mendasar, yakni bagaimana memanusiakan siswa dengan semua kebutuhan belajarnya. Tanpa harus memaksakan untuk belajar yang tidak sesuai dengan kebutuhan karakterisktik siwa.

Karakterstik dari Pembelajaran Berdiferensiasi :

Lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar.

Kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas,

Terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid

Manajemen kelas yang efektif.

Sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus sudah melaksakanan pemetaan.

Pemetaan untuk pemenuhan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dan lain sebagainya).

Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar). Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.

Pemetaan kebutuhan belajar siswa atau yang biasa disebut sebagai Asessment Diagnostic menjadi kata kunci pada Pembelajaran Berdiferensiasi.

Pemetaan kebutuhan belajar siswa merupakan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, menentukan media pembelajaran yang tepat, menggunakan strategi yang sesuai, dan penilaian yang berkelanjutan. Semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan pemetaan (murid dan orangtua murid) harus bersikap terbuka dan apa adanya dalam menjawab wawancara, dan survey, hal ini sangat penting agar informasi yang didapat valid dan dapat dijadikan acuan.

Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;

Direfensiasi Konten 

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat, dan profil belajar murid. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar, dan minat siswa.

 

Diferensiasi proses

Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:

menggunakan kegiatan berjenjang

meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,

membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,

mengembangkan kegiatan bervariasi

Diferensiasi produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal:

memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,

memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

Implementasi pembelajaran berdifresiasi dilapangan tentu akan memberikan banyak dampak yang positif bagi sekolah, dan siswa secara menyeluruh. Perbedaan karakteristik setiap individu yang terdapat pada siswa, sehingga setiap siswa memilki kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga pelayanan dan perlakuannya pun tidaklah sama. Kebutuhan belajar murid menjadi poin penting dalam proses pembelajaran berdifresnsiasi, belajar sesuai dengan kebutuhan siswa, dan akan menumbuhkan potensi pada diri siswa berkembang sesuai dengan kebutuhannya. Dampak positif dari pembelajaran berdifrensiasi dikelas dapat menumbuhkan rasa percaya diri siwa, mengapa? Siswa akan merasa dihargai, mendapatkan kenyamanan karena secara langsung dilibatkan sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, kebutuhan belajarnya terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari dampak positif tersebut akan mencapai hasil dan tujuan yang lebih baik.

Tantangan dan hambatan pada implementasi pembelajaran berdifrensiasi menjadi penting untuk diperhatikan soeorang guru, sehingga pada penerapan pembelajaran berdifrensiasi  Guru harus tetap berpikir positif, dan terus belajar serta berbagi pengamalaman melalui kolaborasi dengan teman sejawat, melaksanakan dan melakukan reflektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan 

Pembelajaran berdiferensiasi berkaitan erat dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak, serta Budaya Positif. Salah satu filosofi pendidkan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem "among", guru harus dapat menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Nilai dan misi instruktur adalah menciptakan pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa dan pembelajaran yang membebaskan pikiran dan potensinya. Peran guru  menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Guru penggerak berfokus pada peran kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Dalam memerankan perannya tetap berpijak pada 5 (lima) nilai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif.

Guru harus mandiri artinya mampu memunculkan motivasi dalam dirinya untuk membuat perubahan baik untuk perubahan lingkungan sekitar ataupun pada dirinya sendiri. Untuk mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita tanamkan agar dapat mendukung pembelajaran berdirensiasi dan juga perlu membangun budaya positif untuk mendukung pembelajaran yang terarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun