Meskipun guru honorer tidak kalah kerja keras, hasil yang diperoleh tetap beda. Untuk mengurangi kasus seperti ini, pemerintah ingin menerapkan inpassing sebagai suatu bentuk apresiasi atas kontribusinya terhadap sektor pendidikan Indonesia, walau tanpa status PNS tersebut.
Akankah gaji tinggi membuat sistem pendidikan membaik?
Sebenarnya, itu yang diharapkan. Namun, suatu eksperimen yang dilaksanakan oleh World Bank mengatakan hal lain. Pada tahun 2005, telah disahkan undang-undang guru dimana pemerintah akan menambah upah guru dua kali lipat.Â
World Bank melakukan randomised controlled trial kepada 260 sekolah yang disebar di 20 wilayah yang berbeda, guru dari 120 sekolah dinaikkan upahnya secara langsung dan guru dari 240 sekolah lainnya mendapatkan kenaikan upah secara perlahan.Â
Jika  dilihat dari perspektif guru, mereka melaporkan adanya tingkat kesejahteraan finansial lebih tinggi dan berkurangnya pekerjaan sampingan.Â
Akan tetapi, dampak yang dirasakan oleh siswa  berbanding terbalik. Hasil tes siswa  cenderung stagnan dan tidak mengalami perubahan signifikan dari hasil pembelajaran. Selain itu, guru juga tidak mengubah metode pengajaran, sehingga berujung kepada tidak adanya perbedaan dari kualitas pembelajaran sebelum dan sesudah kenaikan upah.Â
Dengan hasil yang stagnan, World Bank menyimpulkan bahwa kenaikan upah pada guru tidak membuahkan hasil pada murid-muridnya, meskipun kenaikan upah guru ini diperkirakan dapat  menghabiskan 5% dari APBN. Kenaikan upah ini tidak efektif secara biaya maupun hasil.Â
Lalu, siapa yang akan mengajar anak bangsa nanti?Â
Dengan kendala finansial yang sering terjadi pada profesi guru, tak heran apabila masyarakat cenderung memilih karier di luar sektor pendidikan.Â
Tidak hanya kesejahteraan guru, perubahan pelaksanaan pendidikan juga harus diperhatikan. Dengan memfokuskan kepada memperbaiki kompetensi guru lewat pelatihan, mengevaluasi pengalokasian dana pendidikan, dan membuat rencana jangka panjang, Indonesia dapat mencapai titik sistem pendidikan optimal.Â
Sebab sesungguhnya, tidak hanya guru dan pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengajarkan generasi masa depan bangsa  nanti, melainkan tugas semua lapisan masyarakat sebagai warga Indonesia. Seperti yang pepatah pernah katakan, dibutuhkan satu kampung untuk membesarkan seorang anak.