Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

The Road More Travelled: Mengapa Karier yang Konvensional?

21 Juni 2024   18:50 Diperbarui: 25 Juni 2024   21:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika berdasarkan fakta tersebut, bukankah keputusan untuk mengambil pekerjaan yang tidak diminati bertentangan dengan tujuan dari memaksimumkan kepuasan?

Terdapat salah satu konsep yang dapat menjelaskan kondisi tersebut, yaitu Prospect Theory. Teori yang dikemukakan oleh peraih Nobel Ekonomi—Daniel Kahneman menyatakan bahwa dalam situasi yang tidak pasti dan beresiko, seorang individu akan lebih menitikberatkan kepada pilihan yang dapat menghindari kerugian (loss aversion) dibanding pilihan yang memiliki potensi untuk mendapatkan keuntungan. 

Prospect Theory menjelaskan bahwa individu akan menimbang lebih berat outcome yang dianggap pasti, ketimbang hasil yang bersifat tidak pasti. Fenomena ini disebut sebagai certainty effect. 

 Gambar 2. Ilustrasi Prospect Theory

Sumber: Nielsen Norman Group (2016)
Sumber: Nielsen Norman Group (2016)

Ilustrasi pada Gambar 2, menggambarkan proses pengambilan keputusan seorang individu ketika disuguhi dua pilihan. Meski sejatinya memiliki expected value yang sama, tetapi Prospect Theory mengatakan bahwa individu akan menghindari resiko kerugian dan memilih opsi yang terdapat kepastian keuntungan (Kahneman & Tversky, 1979). 

Teori ini menunjukan bahwa sejatinya manusia dapat berperilaku secara tidak rasional yang disebabkan oleh adanya bias dari proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu tersebut. 

Dalam konteks memilih karier, kembali bayangkan posibilitas Anda untuk berkarier sebagai aktor. Jika memilih jalan karier di dunia akting, terdapat probabilitas Anda akan menjadi aktor ternama dan memperoleh pendapatan hingga ratusan juta rupiah untuk satu film, tetapi ada pula probabilitas di mana sulit untuk memperoleh satu tawaran film pun sehingga pendapatan hanya di bawah upah minimum. 

Sementara itu, jika memilih karier dalam korporat asumsikan gaji yang diterima adalah dua digit per bulan. Pendekatan Prospect Theory menyimpulkan bahwa mayoritas akan memilih karier korporat yang memberikan gaji tetap dua digit dibandingkan menjadi aktor, yang mengimplikasikan passion bukan lagi menjadi prioritas ketika dihadapkan dengan perilaku loss averse akibat ketidakpastian.

Berkarier Tidak Sesuai Passion: Produktivitas yang Hilang?

Kepuasan akan karir yang mengikuti passion dapat terefleksikan dari performa dalam bekerja. Umumnya, produktivitas dari individu dilihat dari faktor human capital yang dimiliki. Human capital itu sendiri adalah modal atau value dari seorang pekerja berdasarkan pendidikan, pengalaman, dan kemampuan yang dimilikinya (Investopedia, 2023). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun