Mari kita bayangkan seorang petani yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjual hasil tani seperti jagung dan kelapa sawit. Tentunya, petani tersebut membutuhkan lahan untuk menanam segala bibitnya. Berbeda dengan zaman feodalisme di mana lahan ini bisa ditukar dengan manpower yang disuguhkan kepada tuan tanah, di dunia serba kapitalis ini, uang merupakan segalanya.
Lantas, apa kaitan dari cerita ini dengan globalisasi keuangan? Bagaimana kemudian globalisasi keuangan semakin marak terjadi? Apa pengaruh yang ditimbulkan terhadap volatilitas ekonomi makro?
The Great Reversal dan Kapitalisme sebagai PemicuÂ
Di zaman feodalisme, produksi surplus merupakan prasyarat bagi keberadaan ekonomi dalam bentuk apa pun -- khususnya sebagai berikut:
Production Distribution Debt/Credit
Proses ini dimulai dengan para petani yang mengerjakan tanah dan menghasilkan output. Lalu, tuan feodal mengambil bagiannya secara paksa. Setelah ia berhasil menikmati apa yang dia ambil, tuan feodal akan menjual apapun yang tersisa untuk mendapatkan uang yang memungkinkannya untuk membeli barang, membayar layanan, dan memberikan pinjaman. Akan tetapi, begitu tanah dan tenaga kerja dikomodifikasi, The Great Reversal terjadi: alih-alih distribusi surplus datang setelah produksi, distribusi dimulai bahkan sebelum produksi dimulai. Bagaimana ini dapat terjadi?
Pada saat itu di Inggris, para petani ditendang dari tanahnya dan digantikan oleh domba. Mantan petani kemudian menyewa tanah dari pemilik tanah dan mengawasi produksi wol serta tanaman yang dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan. Namun, untuk menjalankan proses produksi, pengusaha skala kecil baru ini membutuhkan sejumlah uang untuk memulai -- untuk membayar upah, mendapatkan benih dan tentu saja membayar sewa mereka kepada tuan tanah -- sebelum mereka menghasilkan barang apa pun. Sebagai mantan petani yang menjadi pengusaha, mereka tidak pernah punya cukup uang untuk membayar semua ini sebelum hasil panen wolnya dijual, ia harus meminjam. Siapa yang meminjamkannya uang? Sangat sering tuannya sendiri, atau rentenir lokal yang kemudian membebankan bunga kepadanya. Bagaimanapun, utang datang lebih dulu. Seperti inilah The Great Reversal terjadi, mengubah hutang menjadi faktor utama dan pelumas penting dari proses produksi.
Lalu, beberapa abad setelahnya, dikenalkanlah ide kapitalisme. Robert E. Lerner dalam Western Civilization (1988) menyebutkan bahwa revolusi komersial dan industri pada dunia modern awal dipengaruhi oleh asumsi-asumsi kapitalisme. Memiliki gagasan yang sama dengan sebelumnya, kapitalisme adalah ketika produksi barang dan jasa dilakukan demi keuntungan dan berada di tangan swasta. Hal ini berlawanan dengan pasar. Di pasar, prinsipnya, seperti yang dijelaskan Marx, adalah produk - uang - produk. Seorang petani mungkin pergi ke pasar dengan telur, mendapatkan uang dari menjual telur, dan dengan uang ini membeli susu. Jadi, uang hanyalah alat. Seorang kapitalis bekerja sebaliknya, dimulai dengan uang. Entah Anda mengambil pinjaman atau Anda punya uang untuk diinvestasikan. Anda membuat produk Anda hanya untuk menghasilkan lebih banyak uang daripada yang Anda miliki di awal. Jadi, prinsipnya adalah uang - produk - lebih banyak uang.Â
Krisis Ekonomi dan Perang Dunia: Era Awal Globalisasi
Mari kita percepat ke dua peristiwa besar dalam sejarah perekonomian dunia, yaitu: Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 sampai disepakatinya Bretton Woods System. Artikel ini mempertimbangkan operasi pasar modal internasional dalam dua periode globalisasi, sebelum 1914 dan setelah 1971, dengan fokus pada masalah krisis yang terjadi. Menjelajahi gagasan bahwa terjadinya krisis dalam dua periode ini mencerminkan bagaimana arus modal tertanam dalam sistem ekonomi yang lebih besar.
Dari tahun 1816 hingga pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914, dunia diuntungkan dengan tatanan keuangan yang terintegrasi dengan baik, terkadang dikenal sebagai "era pertama globalisasi". Penemuan kapal uap berdampak besar pada gelombang pertama globalisasi. Sebelum penemuannya, rute perdagangan bergantung pada pola angin, tetapi kapal uap mengurangi waktu pengiriman dan biaya pengiriman. Pada tahun 1850, hampir 129 negara menggunakan kapal uap untuk perdagangan, dan sekitar 5.000 impor dan ekspor dilakukan ke 5.000 kota, sehingga berdampak besar pada ekonomi global. Standar emas juga merupakan pilar utama di era pertama globalisasi.Â