"This isn't inevitable. These kids weren't unlucky! This only happens in this country, and nowhere else. Nowhere else do little kids go to school thinking that they might be shot that day. Nowhere else does that happen except here in the United States of America, and it is a choice! It is our choice to let it continue. What are we doing?!" - Sen. Chris Murphy
Pada tanggal 24 Mei 2022, 19 anak dan dua guru dibunuh oleh seorang pria berusia 18 tahun menggunakan senapan AR-15 di Robb Elementary School, Texas.Â
Penembakan tersebut merupakan penembakan sekolah yang paling mematikan sejak kejadian penembakan 20 anak-anak dan enam orang dewasa di Sandy Hook Elementary School, Connecticut pada tahun 2012.Â
Kejadian memilukan di Robb Elementary School langsung menuai banyak seruan dari masyarakat, para advokat, maupun pembuat kebijakan di Amerika Serikat untuk segera menuntaskan permasalahan penembakan massal.Â
Ketika membahas mengenai penembakan massal, pembicaraan yang selalu diangkat adalah upaya pengendalian senjata api.Â
Namun, perdebatan mengenai pengendalian senjata sudah sangat sering dibahas di dunia perpolitikan dan kehidupan sehari-hari masyarakat Amerika Serikat, bahkan cenderung menjadi "membosankan".Â
Hal tersebut dikarenakan permasalahannya selalu mengikuti tiga pola yang berulang: penembakan karena penggunaan senjata api yang tidak bertanggung jawab.
Masyarakat mendorong pengetatan pengendalian senjata, lalu pemerintah tidak dapat melakukan apa-apa. Permasalahan ini didominasi pembahasan dari sisi politiknya.
Tetapi bagaimana sebetulnya pengaruh dan implikasi ekonomi dibalik kontroversi ini?Â
Esai ini bertujuan untuk mengulas isu yang ada menggunakan pendekatan ekonomi: menganalisa pengaruh industri senjata api terhadap politik, mengukur kekuatan ekonomi dibalik industri senjata api, dan menghitung eksternalitas negatif dari industri senjata api.