Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money

Realitas Pahit Nutrisi: Rapuhnya Konstruksi antara Manusia dan Makanan

6 Agustus 2021   19:02 Diperbarui: 6 Agustus 2021   19:30 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para choice architect perlu merancang ulang struktur lingkungan pilihan makanan. Lingkungan pilihan yang dimaksud adalah segala tempat Anda membeli atau mengonsumsi makanan: warung, restoran, pasar, rumah, sekolah, dan tempat kerja. Efek default dapat dimanfaatkan dengan secara konsisten menyediakan pilihan hidangan dengan nutrisi bervariasi. Pembeli akan menganggap hidangan seimbang sebagai hal yang default dan lebih cenderung mereka pilih. Renovasi menu ini tidak perlu revolusioner. Sebagai contoh sederhana, suatu kantin yang awalnya hanya menawarkan nasi dan telur dadar dapat menambahkan pecel dan lalap sebagai pilihan tambahan yang mengandung serat. 

Selain efek default, pilihan seseorang dapat dipengaruhi dengan menampilkan makanan secara menarik, meletakkannya di tempat strategis, dan menyusunnya agar lebih menonjol daripada beberapa pilihan lainnya. Rupa dan reputasi suatu makanan dapat semakin dipoles dengan pemasangan tulisan yang menarik perhatian, seperti ajakan mengonsumsi brokoli dan nutrisi dalam brokoli.

Strategi lain yang perlu diberikan adalah strategi yang dapat mengurangi beban kognitif pemilihan makanan. Strategi pertama adalah mempromosikan opsi pembelian makanan secara pre-order atau membelanjakan kebutuhan pangan sesuai pedoman yang jelas. Strategi ini juga mencegah terjadinya pemilihan makanan yang impulsif. Penting juga untuk mempertimbangkan strategi yang mampu meringankan beban kognitif yang timbul dari bujet yang terbatas, seperti pemberian sampler dan promosi teknik memasak makanan yang sederhana (Guthrie, 2017).

Mengulas Kembali Rancangan Sang Arsitek

Sebelum merealisasikan rancangan, perlu disadari adanya celah dalam intervensi ini. Bukankah nudge dapat berujung malapetaka; dijadikan strategi licik yang tersembunyi di balik tujuan memperbaiki kesehatan seseorang? Memang, nudge berpotensi menjadi alat manipulatif yang mampu memenuhi kehausan suatu pihak akan keuntungan. Namun, menurut Richard Thaler, nudge dapat digunakan secara etis apabila mengikuti tiga prinsip. Pertama, nudge harus bersifat transparan dan tidak menyesatkan. Kedua, siapapun dapat keluar dari nudge dengan mudah. Ketiga, nudge dapat diterapkan jika perilaku yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan seseorang.

Selain tiga prinsip tersebut, para choice architect perlu mempertimbangkan dan meneliti berbagai faktor, mulai dari kategori umur sampai preferensi makanan. Kegagalan dalam rancangan dapat mengurangi efektivitas nudge, bahkan mendorong perilaku yang tidak diharapkan, seperti penelitian pemanfaatan nudge untuk mengurangi pemakaian listrik yang hanya berhasil diterapkan pada kaum Demokrat, tetapi malah mendorong kaum Republik menambah pemakaian listrik mereka.

Hidangan Penutup

Sebagai porsi besar dalam kehidupan sehari-hari, wajar saja jika makanan menjadi bahan pertimbangan dan pilihan. Intervensi ekonomi perilaku berupa nudge dapat menjadi solusi yang perlahan memperbaiki kebiasaan makan masyarakat. Namun, para arsitek perlu merancang dan melangkah maju dengan berhati-hati karena sampai saat ini, konstruksi antara makanan dan manusia masih sangat rapuh. 

Oleh Amara Beatrice Hosianna Silalahi | Ilmu Ekonomi 2020 | Staff Divisi Kajian Kanopi FEB UI 2021

Referensi

Guthrie, J. F. (2017). Integrating Behavioral Economics into Nutrition Education Research and Practice. Journal of Nutrition Education and Behavior, 49(8), 700-705.e1. https://doi.org/10.1016/j.jneb.2016.09.006

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun