Faktanya, berbagai studi diatas belum berlaku di Indonesia. Arus modal asing masih belum berpengaruh signifikan dalam mengurangi kesenjangan pendapatan, berbeda nasib dengan negara Asia Tenggara lainnya, yaitu Malaysia, Thailand, dan Filipina. Sama seperti zaman kolonial Belanda dahulu, fenomena ini berkaitan erat dengan variabel kontrol lainnya, yaitu human capital, institusi ekonomi dan politik, regulasi pasar tenaga kerja, transfer dan subsidi dari pemerintah, dan faktor mikro lainnya.
Saluran yang kokoh dan tidak berlubang akan mengarahkan aliran air hingga tepat sasaran. Instrumen dana asing tidak bisa langsung dijustifikasi tanpa melihat variabel penting lainnya yang berfungsi sebagai pengarah dampak dana asing agar tepat sasaran. Oleh karena itu, evaluasi mulai dari zaman kolonial hingga pascakemerdekaan harus diimplementasikan.
Sebagai variabel kontrol yang kuat, pembenahan dari institusi ekonomi dan politik perlu dilakukan. Menurut Lembaga Transparansi Internasional, Indonesia masih menempati peringkat 85 dari 180 negara dunia. Berdasarkan penelitian dari IMF, turunnya indeks korupsi dapat dijadikan indikator keberhasilan karena memiliki korelasi positif dalam menurunkan kemiskinan, kesenjangan pendapatan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, regulasi dan distribusi tenaga kerja dapat dimaksimalkan melalui pemanfaatan tenaga kerja lokal. Persebaran lokasi industri FDI juga dapat diatur dengan instrumen upah minimum regional dan pemerataan infrastruktur industri. Serta, pemerintah dapat melakukan pengawasan dan evaluasi dari distribusi dana CSR perusahaan FDI agar tepat sasaran
Alokasi dana asing yang terfokus pada industri padat karya juga rentan mengancam Indonesia di era  modernisasi dan mekanisasi teknologi ini. Apabila industri asing berbasis padat karya melakukan mekanisasi, manfaat positif dari dana asing akan hilang. Alangkah baiknya apabila pemerintah fokus untuk membenahi human capital yang mampu beradaptasi dengan mekanisasi dan teknologi agar berdampak secara berkesinambungan pada perekonomian negara.
Sebagai kesimpulan, arus dana asing adalah senjata yang tajam tetapi harus dikendalikan arah sasarannya agar tepat sasaran. Sejauh ini, indikator ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan kesenjangan menjadi permasalahan yang belum terselesaikan, Maka, alangkah baiknya para penguasa mengesampingkan idealisme dan citra politik semata demi kepentingan hajat orang banyak.
Referensi tanpa tautan:
Adjaye, John Asafu. (2014). The Impact of Foreign Direct Investment on Indonesian Economic Growth, 1970-1996. https://doi.org/10.1016/S0313-5926(00)50004-6
Fazaalloh, Al Muizzuddin. (2019). IS FOREIGN DIRECT INVESTMENT HELPFUL TO REDUCE INCOME INEQUALITY IN INDONESIA?. https://doi.org/10.14254/2071-789X.2019/12-3/2
Raeputranto, Nugroho. (2017). Impact of Foreign Direct Investment to Poverty: Indonesia Case. Australian National University. https://10.13140/RG.2.2.18904.39688
Soekarno. 1933. Marhaen dan Proletar.Tulisan dalam Fikiran Ra'jat. Bagian tulisan dalam Di Bawah Bendera Revolusi.