Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Meroketnya Harga Tiket Konser

3 Januari 2020   20:02 Diperbarui: 5 Januari 2020   14:05 2098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut penelitian Distil Research Lab tahun 2019, 42,2% aktivitas pembelian tiket pada pasar primer dieksekusi oleh bot dengan prevalensi pembelian oleh bot yang mengalami kenaikan sebesar 12,3% per tahunnya.

Alhasil jumlah tiket konser yang mampu diperoleh masyarakat dari pasar primer pun terus-menerus berkurang dan tiket konser menjadi semakin langka.

Kelangkaan ini memperluas kesempatan para calo untuk mengontrol harga jual tiket konser. Pada akhirnya, harga tiket konser di pasar sekunder pun semakin melambung seiring dengan munculnya teknologi-teknologi yang mampu membantu calo untuk menguasai pembelian tiket di pasar primer dan memperluas pangsa pasar di pasar sekunder.

Jadi apa dampaknya?

Sesungguhnya, semua kembali lagi kepada elastisitas permintaan masing-masing orang. Walau pada umumnya elastisitas permintaan terhadap produk pertunjukan bersifat inelastis (Marburger, Daniel R., 1997), namun tentunya elastisitas permintaan individu bervariasi.

Bagi kelompok dengan permintaan inelastis, kenaikan harga pada tiket konser tidak akan terlalu menghalangi mereka untuk membeli tiket tersebut.

Dorongan untuk tetap membeli ini dapat datang dari identitas mereka sebagai fans berat yang sangat ingin menyaksikan penampilan sang idola, atau karena mereka mencari pengalaman (output perekonomian pengalaman yang bernilai tinggi) untuk menghilangkan kepenatan mereka dari kesibukan sehari-hari.

Sedangkan bagi sebagian orang lainnya, kenaikan harga akan menghentikan mereka untuk membeli tiket konser yang semula ingin dibeli karena musisi yang tampil tidak terlalu mereka idolakan atau karena perubahan harga yang terjadi memang sudah diluar daya beli mereka.

Terlepas dari adanya kelompok yang berhenti membeli tiket, tiket konser masih saja terus terjual habis. Karena nyatanya, tiket konser tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas. Oleh sebab itu, kuota ini akan tetap terpenuhi walaupun ada kelompok yang menghentikan permintaan.

Industri musik terus menerus berkembang. Musisi-musisi tak hentinya berinovasi untuk memproduksi karya-karya baru dan menggelar penampilan yang berkesan. Dan bagaimana dengan nasib harga tiket konser? Dengan melihat pergerakan pasar sekarang ini, nampaknya penurunan tak akan terjadi dalam waktu dekat.

Oleh: Tasya Salensia| Ilmu Ekonomi 2019 | Trainee Kajian 2019 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun