Ketidaksetaraan yang ditimbulkanÂ
Setelah tadi kita melihat bahwa ojek online ini dapat mensejahterakan kalangan marjinal, sekarang kita akan melihat apakah ojek online dapat membawa kesetaraan? Apakah ada hal lain yang tidak disadari yang malah berdampak sebaliknya yaitu malah membuat ketidaksetaraan antara si miskin dengan si kaya semakin pekat terlihat?
Pertama-tama mungkin kita sering berpikir bahwa saat ini ojek online masih "membakar uang" dalam arti belum mendapatkan keuntungan melainkan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk promosi. Ternyata selama ini perusahaan ojek online sudah mendapat keuntungan yang cukup besar. Sampai saat ini Gojek sudah menghasilkan US$2 milliar (CNN).Â
Dikutip dari Kaskus, Gojek mendapatkan keuntungan dengan beberapa cara yaitu dari periklanan yang ada diaplikasi Gojek, data tentang pengguna yang didapat dari layanan yang diberikan, layanan pembayaran yang bernama Gopay, dan bagi hasil dari provider layanan data. Keuntungan yang pertama sudah jelas dari iklan yang berada diaplikasi gojek dan ini merupakan keuntungan yang cukup besar bagi Pihak Gojek.Â
Lalu Gojek mendapat keuntungan dari data pelanggan yang didapat dari layanan, hal ini dikarenakan dari data tersebut perusahaan Gojek dapat menghitung Return of Investment yang telah mereka lakukan sehingga dapat makin memajukan perusahaan. Lalu ini adalah penyumbang keuntungan yang juga cukup besar untuk pihak Gojek yaitu Gopay.Â
Belum lama ini sekitar tahun 2017, Gopay bekerja sama dengan tiga Perusahaan fintech yang cukup besar yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan. Kartuku akan difokuskan kepada pembayaran offline, Midtrans akan difokuskan kepada pembayaran online, dan Mapan akan berperan untuk inklusi keuangan bagi masyarakat yang masih belum fasih akan teknologi.Â
Dengan ini Gopay akan semakin kuat dan akan menghasilkan lebih banyak lagi keuntungan bagi Gojek. Lalu yang terakhir adalah yang jarang kita semua ketahui yaitu Gojek mendapat keuntungan dari bagi hasil dengan perusahaan yang menyediakan data untuk mengakses aplikasi Gojek.Â
Beberapa waktu lalu Gojek bekerja sama dengan Telkomsel dengan cara menjadikan kartu Telkomsel sebagai kartu pengemudi Gojek dan dari sini Perusahaan Gojek akan mendapat bagi hasil dari pemakaian data (2017).Â
Dari sini kita dapat melihat bahwa perusahaan dan pemilik ojek online ini akan semakin kaya, sehingga berpotensi memperdalam ketimpangan antara penduduk kelas bawah dengan penduduk kelas atas.
Sedangkan, pengemudi ojek online hanya akan mendapatkan Rp.2000 per kilometer dan mereka juga akan mendapat penghasilan dari poin yang didapat. mereka mendapatkan poin tersebut dari setiap perjalanan yang mereka ambil.Â
Tarif perjalanan itu juga masih harus dibagi hasil dengan perusahaan ojek online tersebut sebanyak 20%. Jika kita bandingkan penghasilan yang dihasilkan oleh pengendara ojek online ini sangatlah tidak sepadan dengan pendapatan yang didapat oleh perusahaan ojek online itu sendiri.Â