Namun, melihat Jakarta hanya melalui lensa ekonomi tidaklah cukup karena provinsi terpadat di Indonesia ini menyimpan beberapa masalah multidimensi yang tak dapat lagi diabaikan. Kini, area seluas 662,33 km2 itu tak lagi dinilai layak berperan sebagai Ibu Kota negara karena tiga alasan dan ketiganya tak lagi asing sebab sudah sering disinggung oleh berbagai pihak.Â
Selain itu, pemindahan Ibu Kota juga dimaksudkan untuk mendorong pemerataan pembangunan antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur serta menggeser fokus pembangunan menjadi Indonesia-sentris dan tak lagi Jawa-sentris.Â
Para Kandidat Calon Ibu Kota
Untuk mengatasi masalah ini, Jokowi bekerja sama dengan tim gabungan yang dipimpin oleh Bappenas untuk memilih sejumlah kandidat calon Ibu Kota yang baru dan membuat perencanaan perpindahan.Â
Meski hingga saat ini belum ada pemenang yang pasti, pemerintah telah melirik Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Kalimantan Timur (Kaltim). Lokasi tepatnya adalah Bukit Soeharto, Bukit Nyuling, dan Kawasan Segitiga Palangkaraya.
Ketiga provinsi ini patut dipertimbangkan karena Pulau Kalimantan masih relatif sepi dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia kecuali Papua, seperti dapat dilihat pada gambar di bawah. Meski sepi, infrastruktur yang tersedia, khususnya di Kaltim dinilai sudah mumpuni.Â
Ditambah lagi, Kalimantan juga relatif aman dari ancaman gempa, kontras dengan Jakarta yang belum lama ini diguncang gempa sebesar 7,4 SR dan daerah-daerah lain yang juga kerap mengalami peristiwa yang serupa.Â
Hal semacam ini sebetulnya bisa diatasi dengan membangun sistem mitigasi bencana yang baik, namun berhubung sistem yang dimiliki Indonesia masih jauh dari cukup, maka akan lebih baik jika pusat pemerintahan sebagai bagian krusial negara terhindar dari risiko tersebut.Â
Lantas, dengan dicopotnya titel Ibu Kota dari Jakarta, apakah daerah yang kepadanya disematkan titel tersebut akan mencapai tingkat 'kesejahteraan' yang dinikmati warga Jakarta? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita memotongnya menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna.Â
Akankah Kesejahteraan Berpindah?