Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Big Data, Instrumen Kebangkitan "Planned Economy"

26 Juli 2019   19:50 Diperbarui: 28 Juli 2019   15:05 3176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh KAJI POST - Kanopi UI

Sistem yang digagas ini adalah sebuah platform ekonomi yang didasarkan atas big data dan didominasi oleh perusahaan-perusahaan milik negara. Sang pencetus mengklaim sistem ini akan bisa "membuat pasar mengambil keputusan penting dalam alokasi sumber daya dan negara sebagai pemimpin perekonomian."

Dalam konsep ini, beberapa perusahaan internet milik negara akan mengambil peran sangat krusial. Perusahaan-perusahaan ini akan beroperasi secara independen namun memiliki hubungan dekat satu sama lain dalam hal integrasi big data. Mereka juga akan menggantikan peran dari Central Planning Agency yang biasanya menjadi badan yang bertanggung jawab untuk melakukan perencanaan ekonomi. 

Mekanisme beroperasinya-pun akan dibagi menjadi dua. Pertama, melalui mekanisme democratic planning, supplier akan menjual barang dengan metode 'pre-sale' dan konsumen akan melakukan pemesanan yang diinginkan. 

Kemudian, supplier akan memproduksi sesuai dengan pesanan konsumen. Kedua, dalam mekanisme central planning, integrasi big data memungkinkan penawaran agregat akan ditentukan oleh permintaan agregat dari seluruh perekonomian yang ada.

Terlepas dari kemungkinan diadopsinya sistem tersebut menjadi sistem perekonomian suatu negara, munculnya gagasan yang dimiliki oleh Ekonom Tiongkok tersebut cukup menarik dan mampu membawa berbagai insight baru terhadap perekonomian yang kita miliki sekarang. I

de memberikan gambaran praktis bagaimana cara mengintegrasikan big data ke dalam perekonomian yang mungkin membangkitkan kembali planned economy yang sudah pernah ditinggalkan banyak negara. 

Terlepas dari segala perdebatan yang ada, apabila planned economy dengan big data-nya bisa membawa kita menjadi makhluk yang lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya kita yang langka, mengapa tidak?

Kevin Bagas Ksatria | Ilmu Ekonomi 2018 | Staff Kajian Kanopi FEB UI 2019

Referensi:

  • Ellman, Michael. (1978). The Fundamental Problem of Socialist Planning. Oxford Economic Papers, New Series, Vol. 30, No. 2 (Jul., 1978), pp. 249-262
  • Mises, Ludwig von. (1949). Human Action: A Treatise on Economics. Irvington-on-Hudson, NY: The Foundation for Economic Education.
  • Hayek, Friedrich. (1945). The Use of Knowledge in Society. American Economic Review. XXXV, No. 4. pp. 519-30. American Economic Association.
  • Binbin, Wang & Li, Xiaoyan. (2017). Big Data, Platform Economy and Market Competition: A Preliminary Construction of Plan-Oriented Market Economy System in the Information Era. World Review of Political Economy. 8. 138. 10.13169/worlrevipoliecon.8.2.0138.
  • Phillips, Leigh & Rozworski, Michal. (2019). People's Republic of Walmart: How The World's Biggest  Corporations Are Laying The Foundations Of Socialism. Verso.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun