Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money

Rokok, Kemiskinan, dan Behavioral Economics

5 Desember 2018   18:27 Diperbarui: 5 Desember 2018   19:00 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Samuelson P (1937) dalam artikelnya yang berjudul: "A Note on Measurement of Utility",termuat dalam The Review of Economic Studies volume 4, mencetuskan model matematikapertama dari konsep DRD ini sebagai berikut:

picture1-5c07bcdc12ae945f256db307.png
picture1-5c07bcdc12ae945f256db307.png
Sumber: dokumen pribadi

Model tersebut adalah Exponential Discount Function. Atribut V menggambarkan penilaian saatini yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu reward. Atribut A menunjukan kuantifikasi darinilai sebenarnya reward tersebut. Atribut b adalah atribut yang menunjukan tingkat impulsivitasdari suatu tindakan, digambarkan sebagai discounting rate. Terakhir, atribut D adalah atributyang menunjukan jarak waktu didapatnya reward tersebut dari masa sekarang, dalam satuanwaktu. Secara keseluruhan, fungsi tersebut menyatakan bahwa nilai subjektif saat ini dari suatureward masa depan adalah hasil dari berkurangnya amount (nilai sebenarnya) secaraeksponensial yang diakibatkan oleh discounting rate dan jarak waktu.

Agar fungsi tersebut dapat merepresentasikan fenomena yang ada, diperlukan beberapakondisi berikut:

ass-5c07bd2aaeebe168d86f9395.jpg
ass-5c07bd2aaeebe168d86f9395.jpg
Sumber: dokumen pribadi

Grafik di atas adalah grafik yang menggambarkan Exponential Discount Function.
Grafik di atas adalah grafik yang menggambarkan Exponential Discount Function.
Dari titik awal sampai dengan menjelang T2, menggambarkan jangka waktu dari kondisi ideal(rasional) sampai ada kesempatan untuk merokok atau muncul dorongan kuat (impuls) untukmerokok, dapat ditemukan V LL > V SS. Artinya apabila pengambilan keputusan dilakukan dalamjangka waktu tersebut, opsi LL akan dipilih. Hal ini juga menunjukan rasionalitas dari setiaporang untuk memilih sesuatu yang memiliki reward lebih besar. Artinya, pada jangka waktu ini,asumsi yang digunakan dalam ilmu ekonomi klasik selama ini benar. Hal ini disebabkan karenawaktu untuk mendapat kedua reward masih jauh di masa depan.

Setelah T2, keadaan yang ada berbalik menjadi V LL < V SS. Pada titik ini, seakan-akan rokokada di 'depan mata'. Ketergantungan akan nikotin mendorong orang tersebut untuk segeramemenuhi kebutuhan impulsifnya tersebut. Setelah T2, terjadi perubahan preferensi(preference reversal) dari LL menjadi SS. 

Perubahan preferensi inilah yang sering kali dianggapirasional dan melanggar asumsi stasioneritas (stationarity) yang ada dalam ilmu ekonomi klasik yang menyatakan bahwa apabila satu pilihan telah dipilih, pilihan tersebut akan dipilih sampaijangka waktu manapun.

Salah Siapakah?

Sekitar 30,9 juta orang Indonesia merokok dan masih berada di bawah garis kemiskinan. Iniartinya, sebanyak 30,9 juta orang Indonesia masih menghabiskan sekitar 10% daripenghasilannya untuk rokok dan hanya sekitar 3-4% untuk membeli telur, daging, dan bahkanhanya sekitar 1% untuk pendidikan.

Merekalah bukti nyata dari indeks Delayed Reward Discounting ini. Mata serta pikiran merekaseakan-akan 'rabun' ketika digunakan untuk melihat reward besar yang mereka bisa dapatkandengan berinvestasi lebih besar untuk makanan pokok dan pendidikan. Mudah bagi lapisanmasyarakat menengah dan atas untuk menyalahkan mereka apabila mereka terus miskin danmenghambat perkembangan Indonesia mengingat perilaku mereka ini. Namun, apakah merekabisa sepenuhnya disalahkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun