Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money

The Everyday Economics Part I: Tebeng-Menebeng

12 April 2017   19:53 Diperbarui: 13 April 2017   03:30 1117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Seharusnya Kita Membayar?

“Seringkali kita tidak terlalu memikirkan hal yang bersifat matematis dibalik setiap keputusan yang kita buat. Namun, setiap keputusan yang kita ambil sebenarnya merupakan hasil analisis matematika dan sains kompleks yang secara tidak sadar telah dilakukan oleh otak kita dalam waktu yang singkat.”

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia cukup lekat dengan kata berikut, tebeng-menebeng. Praktik tebeng-menebeng menjadi sebuah kesempatan mencari keuntungan dalam melakukan perjalanan sehari-hari. Dimulai dari menebeng di mobil teman saat pulang kuliah, hingga berbagi taksi untuk pergi ke tempat tujuan yang searah. Ketika berbicara tebengan berbayar, terdapat dua cara pembagian biaya yang sering digunakan: dibagi sama rata dan dibagi sesuai harga yang tercatat oleh argometer saat setiap orang yang menebeng turun. Pertanyaannya: “Sudahkah kita adil satu sama lain?”

Keadilan Dalam Terminologi Ekonomi

Kasus tebeng-menebeng merupakan salah satu contoh permainan kooperatif dalam istilah ekonomi. Permainan kooperatif diartikan sebagai kondisi di mana para pemain dapat membentuk sebuah koalisi dan setuju untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan sejenis.

Dalam kasus permainan kooperatif, terdapat 3 prinsip yang perlu diperhatikan dalam mencapai keadilan. Pertama, kontribusi dari setiap pemain dihitung berdasarkan marginal contributionnya. Jika terdapat orang tambahan yang ingin masuk dalam kelompok penebeng, maka ia akan dibebankan nilai patungan sebesar tambahan biaya argo yang dihasilkan. Kedua, jika terdapat dua pemain menyumbangkan kontribusi yang sama, maka keduanya harus mendapatkan reward yang sama. Dalam kasus tebeng-menebeng, apabila dua orang memesan taksi untuk jarak yang sama, maka mereka akan dibebankan biaya argo yang sama. Ketiga,jika terdapat pemain yang tidak bersedia memberi kontribusi, maka ia tidak akan menerima reward sedikitpun. Dalam kasus ini, jika diantara orang yang ikut tebeng-menebeng ada yang tidak bersedia untuk membayarkan kontribusinya, maka ia akan dikeluarkan dari kelompok penebeng tersebut.

Berdasarkan tiga prinsip di atas, pembagian biaya taksi secara merata bukanlah solusi yang ideal. Skema tersebut melanggar prinsip kedua, karena membebani biaya yang sama untuk reward yang berbeda. Demikian pula untuk skema pembagian berdasarkan nilai yang tertera pada argometer saat satu per satu penebeng turun. Skema terakhir melanggar prinsip pertama, karena nilai marginal contributionseorangpenebeng tidaklah sama dengan biaya apabila ia berkelana sendiri. Lalu, seperti apa skema pembayaran yang ideal?

Menghitung Biaya Koalisi Tebeng-Menebeng

Dalam menjawab pertanyaan utama di atas, terdapat sebuah konsep dalam Game Theory yang dapat memberikan jawaban mengenai pembagian yang adil antar pemain. Konsep tersebut dinamakan Shapley Value. Shapley Value merupakan mekanisme sistem pembagian keuntungan atau kerugian berdasarkan nilai marginal contribution dari setiap pemain, untuk sebuah permainan yang bersifat kooperatif. Secara matematis, nilai Shapley Value dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh marginal contributiondari setiap pemain, kemudian dibagi dengan jumlah kemungkinan output yang dihasilkan. Untuk mempermudah pemahaman, marilah kita melihat ilustrasi tebeng-menebeng antara 3 mahasiswa FEB UI yang rasional, yaitu Ziva, Tony dan Abby.

00kajipost-58ee1a19f37a61f6579508cb.jpg
00kajipost-58ee1a19f37a61f6579508cb.jpg
Dari FEB UI, Ziva ingin menuju Stasiun Lenteng Agung dengan jarak sekitar 6 km. Apabila ia berangkat sendiri, ia harus membayar taksi sejumlah Rp 14.000. Di waktu yang sama, Tony perlu pergi ke Stasiun Pasar Minggu dengan jarak 10 km dan biaya taksi sebesar Rp 28.000. Di sisi lain, Abby yang ingin mengisi waktu kosongnya ke Kota Kasablanka membutuhkan uang sebesar Rp 58.000 untuk membayar ongkos taksinya sendiri. Akhirnya, mereka memutuskan untuk berbagi taksi yang disewa Abby ke Kota Kasablanka, dengan biaya Rp 58.000,-.

Tabel 1. Skema Pembagian Kontribusi Penebeng

Skema Pembayaran

(siapa yang membayar duluan)

Kontribusi Pemain (dalam ribu rupiah)

Ziva

Tony

Abby

1

2

3

Ziva

Tony

Abby

14.000

14.000

30.000

Ziva

Abby

Tony

14.000

44.000

Tony

Abby

Ziva

28.000

30.000

Tony

Ziva

Abby

28.000

30.000

Abby

Ziva

Tony

58.000

Abby

Tony

Ziva

58.000

Kontribusi Total

28.000

70.000

250.000

Kontribusi Shapley Value

4.667

11.667

41.667

Merupakan orang yang rasional, Ziva, Tony dan Abby langsung menentukan marginal contribution masing-masing ketika berbicara mengenai pembagian kontribusi. Dari tabel di atas, terlihat bahwa jumlah kontribusi yang dibayar orang pertama akan mempengaruhi kontribusi penebeng yang membayar selanjutnya. Jika Ziva adalah orang yang pertama membayar, maka ia akan berkontribusi sejumlah biaya perjalanan dirinya, yaitu Rp 14.000. Selanjutnya, Tony hanya akan membayar kontribusi sejumlah biaya perjalanan apabila ia menyewa taksi sendiri dikurangi kontribusi Ziva. Terakhir, Abby hanya perlu membayar sisa dari biaya yang belum tertutupi. Tetapi, apabila Tony memutuskan untuk menjadi orang yang pertama membayar, maka Ziva tidak akan membayar kontribusinya. Hal tersebut dikarenakan biaya perjalanan Ziva sudah ditanggung Tony; membuat sistem koalisi seakan-akan hanya bekerja pada Tony dan Abby. Terlebih apabila Abby memutuskan untuk menjadi orang pertama yang membayar, seluruh biaya perjalanan Ziva dan Tony telah ditanggung oleh Abby, sehingga tidak ada permainan kooperatif yang tercipta.

Total kontribusi dari Ziva, Tony dan Abby kemudian dibagi jumlah kemungkinan urutan turun antara mereka bertiga, yaitu 6. Dari penghitungan di atas, jika mereka bertiga berbagi taksi, Ziva hanya perlu berkontribusi sebesar Rp 4.667 rupiah; Tony cukup berkontribusi sebesar Rp 11.667 dan Abby berkontribusi sebesar Rp 41.667. Terbukti dari hasil perhitungan di atas bahwa dua skema pembagian biaya yang disebutkan di awal tidaklah adil. Terdapat pihak yang berkontribusi lebih dari yang seharusnya, bahkan mengeluarkan biaya yang sama untuk reward yang berbeda.

Mungkin banyak orang akan berpikir bahwa perhitungan di atas terlalu rumit untuk dilakukan jika hanya berkaitan dengan kasus tebeng-menebeng. Namun sebenarnya, perhitungan tebeng-menebeng sederhana di atas lah yang menjadi dasar para petinggi negara saat berkoalisi dengan negara lain dalam suatu konferensi, seperti ketika United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menentukan biaya kontribusi setiap negara anggota untuk proyek perubahan iklim yang dijalankan bersama.

Referensi:

Bonanno, G., 2015. Cooperative Games: The Shapley Value. [Online]
Available at: http://faculty.econ.ucdavis.edu/faculty/bonanno/teaching/122/Shapley.pdf [Accessed 9 April 2016].

Ferguson, T., 2014. Game Theory - UCLA Department of Mathematics, Los Angeles: UCLA.

United Nations Framework Convention on Climate Change, 2017. Report of the Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties to the Kyoto Protocol on its twelfth session, held in Marrakech from 7 to 18 November 2016, Marrakech: UNFCC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun