Alasan Film Joker Folie a Deux Tidak Sesukses Sebelumnya
Film "Joker: Folie Deux" belum dirilis, jadi sulit untuk mengatakan apakah film tersebut gagal di box office atau tidak. Saat ini, film ini dijadwalkan akan dirilis pada 4 Oktober 2024 dan merupakan sekuel dari film "Joker" (2019) yang sangat sukses, disutradarai oleh Todd Phillips dengan Joaquin Phoenix kembali berperan sebagai Joker. Film pertama menjadi salah satu film yang paling sukses secara komersial dan kritis, jadi ekspektasi terhadap sekuelnya cukup tinggi.
Namun, jika kita memikirkan skenario hipotetis di mana film ini gagal di box office, ada beberapa alasan potensial yang bisa menjadi penyebabnya. Berikut beberapa faktor yang mungkin bisa membuat "Joker: Folie Deux" mengalami kegagalan di box office:
1. Ekspektasi yang Terlalu Tinggi
Kesuksesan besar dari film "Joker" (2019) yang meraih lebih dari $1 miliar di seluruh dunia dan memenangkan berbagai penghargaan (termasuk Oscar untuk Joaquin Phoenix sebagai Aktor Terbaik) menciptakan ekspektasi yang sangat tinggi untuk sekuelnya. Jika film kedua tidak bisa memenuhi ekspektasi dari segi kualitas cerita, performa akting, atau dampak emosional, para penggemar dan kritikus mungkin merasa kecewa. Ekspektasi yang terlalu tinggi bisa menjadi bumerang bagi sebuah sekuel jika tidak dapat mempertahankan standar yang sudah ditetapkan.
2. Perubahan Gaya Film: Musikal
Salah satu elemen yang membuat "Joker: Folie Deux" berbeda dari film pertama adalah pendekatan musikalnya. Dengan memasukkan unsur musikal dan Lady Gaga sebagai Harley Quinn, ini adalah langkah yang berani dan tidak biasa untuk film Joker. Meski gagasan ini mungkin menarik bagi sebagian orang, hal ini juga bisa menimbulkan kebingungan atau bahkan penolakan dari audiens yang mengharapkan tone yang lebih mirip dengan film pertama, yang sangat gelap dan intens.
Jika elemen musikal ini tidak dieksekusi dengan baik atau gagal beresonansi dengan penonton, film ini bisa gagal menarik perhatian seperti pendahulunya.
3. Persaingan dengan Film Lain
Jika "Joker: Folie Deux" dirilis pada saat yang bersamaan dengan beberapa film besar lainnya, persaingan di box office bisa menjadi faktor yang mengurangi pendapatan. Industri film sering kali mengalami rilis bersamaan dari beberapa film blockbuster, dan jika film-film yang lain memiliki daya tarik lebih kuat bagi audiens yang sama, ini bisa memengaruhi performa box office "Joker: Folie Deux."
4. Perubahan Narasi atau Pendekatan yang Kurang Diterima
Film "Joker" pertama memiliki dampak yang kuat karena pendekatannya yang serius, realistis, dan berfokus pada kesehatan mental dan masalah sosial. Jika sekuelnya mengambil arah narasi yang terlalu jauh dari apa yang membuat film pertama sukses, bisa jadi film tersebut kehilangan elemen yang membuat penggemar terhubung secara emosional.
Misalnya, jika fokus beralih lebih kepada hubungan Joker dan Harley Quinn dengan cara yang tidak sesuai dengan harapan penggemar atau meninggalkan tema kuat dari film pertama, ini bisa membuat sebagian besar penonton merasa filmnya kurang bermakna atau relevan.
5. Keletihan Penggemar (Franchise Fatigue)
Meski "Joker" adalah film standalone yang tidak terikat langsung dengan dunia sinematik superhero lainnya, penonton bisa mengalami "franchise fatigue" atau kelelahan dengan genre superhero dan antihero secara umum. Terutama dengan banyaknya film DC dan Marvel yang terus dirilis setiap tahun, penonton bisa merasa bosan dengan tema dan karakter yang sama, sehingga mengurangi ketertarikan untuk menonton "Joker: Folie Deux."
6. Reaksi Negatif dari Kritikus
Reaksi dari kritikus film sering kali memainkan peran besar dalam kesuksesan box office sebuah film. Jika "Joker: Folie Deux" mendapat ulasan yang buruk dari kritikus, terutama dibandingkan dengan film pertama yang menerima banyak pujian, hal ini bisa membuat penonton ragu untuk menonton film tersebut. Kritik tajam terhadap film, khususnya terkait elemen musikal atau pengembangan karakter yang tidak memuaskan, bisa memengaruhi minat penonton potensial.
7. Pandemi atau Faktor Eksternal
Walaupun pandemi COVID-19 sudah mulai mereda, faktor eksternal seperti pandemi, ketidakstabilan ekonomi, atau masalah geopolitik bisa memengaruhi performa box office film. Jika orang merasa kurang nyaman pergi ke bioskop atau mengalami kesulitan finansial, mereka mungkin lebih memilih untuk menunggu perilisan digital atau streaming, yang dapat berdampak negatif pada pendapatan box office.
8. Fokus pada Karakter yang Berbeda
Penambahan karakter Harley Quinn dalam film ini mungkin membuat narasi lebih terfokus pada hubungan Joker dan Harley. Meskipun ini bisa menarik bagi penggemar Harley Quinn dan Lady Gaga, ada juga kemungkinan bahwa sebagian audiens yang terhubung dengan film pertama karena fokus eksklusif pada transformasi Arthur Fleck menjadi Joker mungkin tidak merespons dengan baik perubahan ini.
Meskipun belum dirilis, beberapa faktor seperti ekspektasi yang terlalu tinggi, perubahan gaya film, persaingan dengan film lain, atau perubahan arah narasi bisa memengaruhi kesuksesan "Joker: Folie Deux." Namun, kesuksesan atau kegagalan film ini akan sangat bergantung pada bagaimana semua elemen tersebut diterima oleh audiens dan kritikus setelah film dirilis. Mengingat potensi besar yang dimiliki oleh film ini dengan Joaquin Phoenix dan Lady Gaga sebagai pemeran utama, serta keunikan dari elemen musikal, film ini bisa menjadi kejutan baik di box office atau sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H