Terbuai diri dalam angan masa silam menghela nafas saat ku teringat semua tentang indahnya mencinta membawa diri melepas mengepakkan sayap terindah dan itu semua tentangmu.. tentang satu nama terindah dalam sanubari.
Rindu……
Begitu ingin ku teriakan maksud hati melegakan kerongkongan yang terpasung dalam kerinduan.
Rindu..
Begitu pula ingin ku hentakkan langkah diri agar terlepas semua beban karena merananya merindu.
“Bagaimana denganku? Definisikan aku dalam aksaramu.” Pintamu. Dan aku masih ingat itu.
“Aku akan menunggu hingga kau setuju.” Setuju untuk apa? Kau kerap membuatku tak mengerti.
“Untuk membiarkan diriku menari-nari dalam ruang imajimu. Dan kemudian merelakan hatimu untuk merinduku. Agar kelak kita berjumpa dalam mimpi untuk MERINDU.”
************
Tak ada seorangpun yang tahu kapan kita kan bertemu. Jangankan untuk melihat senyummu pun kutak mampu. Ada apa dengan waktu? Sengajakah waktu membuatku menunggu? Jika memang sang waktu sanggup hadirkan dirimu dalam mimpiku, jangan bangunkanku. Sampai kapan pun itu, jangan pernah bangunkanku!
Kau dan aku menghirup udara yang sama, melihat bulan yang sama, menatap langit yang sama, merasakan terik surya yang sama, pun bintang yang sama… Ah, akankah kita hidup bersama?
Jika aku boleh memilih, aku ingin bernapas dengan membiarkan aroma tubuhmu memenuhi seluruh rongga paru-paruku. Bukan untuk waktu sesaat, yang kumau adalah waktu tanpa batas, sampai jantung kita menyatu untuk kemudian berdetak bersama.
“Apa kau hanya mengenal rindu?” Tanyamu dengan penuh selidik.
Aku mengerti bahwa kau ingin tahu tentang sebuah rasa.
“Mengapa kau terdiam? Terlalu sulitkah tuk kau jawab?”
Ah, kau adalah pendesak ulung. Haruskah kukatakan bahwa aku tak hanya mengenal rindu? Aku telah mengenal cinta. Itupun setelah bertemu denganmu.
************
Aku terlelap dalam impian berharap disana akan bertemu tetap berharap walau itu semu bilakah semua bisa terjadi tanpa dirimu sepertinya rindu ini telah menembus rasa gejolaknya pun telah mencabik jantungku walau empunya jiwa ini tak ikut merindu haruskah aku menjerit dalam senyum setajam sembilu
Sayangku… haruskah rindu ini kutaruh dalam sutra kelabu karena aku takut tak lagi mampu membendung ombak riaknya dalam samudera hatiku begitu jauh tak tersentuh olehku bahagiaku itu kamu senyumku itu kamu kita dipertemukan oleh waktu oleh sebuah rasa yang tak menipu aku tahu..juga yakin pasti sang Waktu merencanakan sesuatu yang akan kutahu bila semua dalam kuasa sang waktu merubah sendu menjadi rindu saat ini sungguh ku tak mampu memikul sebuah rindu bagaikan bom waktu hingga tiba masa itu kau hapus rinduku hanya dengan tebaran kasih sayangmu hingga nanti..tetap kutunggu kini semua rindu kutitipkan pada sang waktu yang mampu melintasi mahameru
Aku tahu…. semua begitu jauh bagiku begitu tak terjangkau untukku walaupun kututup mataku dalam doaku
" Tentang aku, kamu dan masa lalu kita. Indah.. semua yang terlewati dimasa itu. berbagai canda tawa, tangis, galau juga susah mewarnai hari kita. Ingatkah kamu ? saat aku menangis dan kau sandarkan aku di pundakmu. ingatkah kamu ? saat kita berdua dalam keadaan lelah.. namun kita abaikan rasa lelah itu demi untuk menghabiskan waktu berdua saja. ingatkah kamu ? Ingatkah kamu tentang semua itu ?? tentang masa-masa indah lainnya. Rindu.. "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H